Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Liku Multikulturisme dalam Semangkuk Soto Manggor Mampir

24 April 2021   23:46 Diperbarui: 26 April 2021   10:00 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soto Ayam Manggor Mampir (Dokpri)

Membuat mi Tiaw (Dokpri)
Membuat mi Tiaw (Dokpri)
Aku mengaku bahwa aku juga tertarik membuka warung, jadi sekalian mau belajar dan menimba pengalamannya berusaha. Pak Priska tersenyum, dan mengatakan bahwa dengan senang hati bersedia mengajari cara memasak berbagai menu yang dia sajikan di warungnya.

Pak Priska sudah berjualan selama 20 tahun. Membuka warung soto ini sudah sekitar 3 tahun, tapi baru sejak 13 Desember 2020 yang lalu dia berjualan di lokasi saat ini, di seberang gerbang depan SD Santo Xaverius 1, Jl. Irian, Kabanjahe.

Dengan raut bangga pak Priska mengatakan bahwa kini dia sudah memiliki seorang cucu dari anaknya yang sulung. Pilihan untuk tetap berjualan meskipun saat ini tidak ada lagi anak yang menjadi tanggungan menurutnya selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan istrinya, juga untuk alasan kesehatan.

"Kita harus tetap berkerja untuk melanjutkan hidup, agar tidak membebani siapa pun," katanya. Dia bersama istrinya berjualan dan melayani pembeli dengan penuh keramahan dan suka cita.

Saya dan para pembeli di warungnya menikmati makanan dalam atmosfer penuh suka cita. Dia dan istrinya menyapa pembeli yang memesan dengan sapaan dan obrolan renyah, ramah, akrab, dan penuh kehangatan, sambil menyiapkan pesanan dengan cekatan.

Warungnya buka setiap hari, mulai pukul 6:30 wib sampai 18:30 wib. Luar biasa, itu saja sudah 12 jam kerja. Belum lagi ditambah waktu yang mereka butuhkan untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebelum buka setiap pagi.

Warungnya akan mulai ramai oleh pengunjung yang memesan sarapan pagi pada pukul 7 wib, lalu ramai lagi pada pukul 14 wib siang, dan pukul 16 wib sore hingga tutup pukul 18:30 wib.

Liku multikulturisme dalam untaian kisah pak Priska dan istrinya, yang aku nikmati dalam semangkuk soto itu aku bungkus dan bawa juga ke rumah, untuk dibagikan ke anak dan istri, juga dalam bentuk tulisan kepada para pembaca di sini.

Soto ayam Manggor Mampir (Dokpri)
Soto ayam Manggor Mampir (Dokpri)

Perbedaan dan tantangan kehidupan, meleleh dan melebur menjadi satu, terasa nikmat dalam semangkuk soto ayam, dan dalam kisah bapak dan ibu Priska. Yuk, manggor mampir!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun