Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menghitung dan Berbagi Berkat dengan Kerabat, Pelajaran Seumur Hidup dari Pohon Kayu

12 Agustus 2020   17:34 Diperbarui: 12 Agustus 2020   23:58 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap pohon kayu tumbuh dengan kisah besar di baliknya. Adalah sebuah anugerah yang luar biasa ketika kita bisa mengambil dan menggunakan sebagian kecil saja dari kayu yang ditumbuhkan oleh alam.

Bersyukur atas kesempatan untuk bisa merangkai berbagai kerajinan tangan dari kayu. Setiap kesempatan itu seperti waktu-waktu untuk menghitung berkat-berkat yang bisa kita bagi dengan keluarga.

Menikmati kisah besar di balik pertumbuhan seonggok kayu yang bisa dipanen dan dipergunakan untuk mendukung kehidupan, termasuk ketika kita bisa duduk dan makan bersama keluarga di atas sebuah kursi kayu mengelilingi sebuah meja kayu, atau sekadar menatap bunga-bunga yang ditempatkan pada tatakan kayu pada sebuah tiang. Tidak peduli betapa sederhananya itu, kisah di balik seonggok kayu yang menjadi sebuah hasil kreasi itu adalah bagian dari kesenangan terbesarnya.

Perasaan seperti itu, saya dapatkan saat menyelesaikan tantangan membuat 20 kreasi dari kayu pada saat di rumah saja akibat pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu.

Saat memandangi sebuah hasil kreasi dari kayu yang berasal dari onggokan yang selama ini saya anggap sebagai barang sisa yang pasif, kini membuka mata, hati dan pikiran saya. 

Bahwa kayu adalah makhluk dengan "pikiran" yang menakjubkan, a beautiful mind, sebagaimana kisah dalam diri John Forbes Nash Jr, seorang matematikawan berkebangsaan Amerika Serikat, yang lahir pada 13 Juni 1928 di Bluefield, West Virginia, dan meninggal pada 23 Mei 2015, dalam umur 86 tahun, di Monroe Township, Amerika Serikat.

Selain berkarya di bidang geometri diferensial, dan persamaan diferensial parsial, ia juga telah membuka jalan bagi ilmuwan untuk mempelajari faktor-faktor yang mengatur kemungkinan dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Dilansir dari BBC dan today.line.me, ternyata tidak hanya manusia, pohon ternyata juga bisa berbagi nutrien dengan pohon lain yang mempunyai hubungan kekerabatan. Di hutan, pohon-pohon saling berhubungan lewat jaringan jamur bawah tanah bernama mycorrhiza yang menjaga mereka tetap terhubung.

Prof. Suzanne Simard menamakan jaringan itu sebagai "wood wide web". Dia telah mengamati bagaimana pohon menyampaikan baik informasi maupun nutrien ke yang lainnya lewat mycorrhiza. Pohon- Pohon itu dapat membedakan pohon anggota keluarga dan bukan kerabat, dan akan mengirimkan lebih banyak karbon ke kerabatnya.

Sementara itu, menurut Prof. Simard, pohon lebih ingin berbagi dengan keluarga, dan yang mengambil keputusan adalah pohon, bukannya jamur mycorrhiza. Ilmuwan menemukan bahwa tanaman yang berbagi akar dapat menyampaikan pesan dari akar pertama tanaman sampai ke tanaman terakhir dalam barisan.

Prof. Novoplansky bereksperimen dengan memaparkan akar pertama pada kekeringan, tapi menyirami tanaman lainnya. Hasilnya, ilmuan menemukan tanaman menyampaikan pesan kekeringan secara berantai. Hal ini terlihat dari tamanan terakhir yang menutup pori-pori daun untuk mengurangi kekurangan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun