Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Meresapi Sungai dan Hutan, Mencari Ketenangan dalam Kebisuan Semesta

1 Juli 2020   23:31 Diperbarui: 2 Juli 2020   19:47 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aliran sungai di bawah kanopi hutan (Dokpri)

...

Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

...

"hidup adalah soal keberanian,
Menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah, dan hadapilah"

...

Tiga bait puisi di atas adalah bagian dari delapan bait puisi Soe Hok Gie, yang berjudul "Mandalawangi-Pangrango" yang bertanggal 19 Juli 1966. 

Seringkali bagi orang-orang yang menyukai "pelarian diri" ke alam liar, puisi-puisi Gie seakan mewakili segala rasa yang bisa terangkum dalam pandangan, pikiran dan perasaan selama menyatu dengan alam.

Pada sebuah kesempatan ketika saya bisa mengunjungi sebuah aliran sungai yang mengalir di bawah kanopi hutan, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan, ada semacam perasaan lepas sejenak dari pikiran yang sumpek.

Kanopi di salah satu bagian hutan Taman Nasional Bukit Barisan (Dokpri)
Kanopi di salah satu bagian hutan Taman Nasional Bukit Barisan (Dokpri)
Sebagaimana perasaan Gie kepada Mandalawangi, Pangrango, dalam aliran sungai di bawah teduhnya kanopi apa yang terasa hanya kecintaan kepada keindahan alam. 

Dari alam yang terasa menerima keberadaan kita apa adanya. Kecintaan kepada suasana alam yang asri sebagaimana disebutkan Gie, adalah ketenangan dalam kebisuan semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun