Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Enigma Evolusi di Madagaskar dan Pelajaran tentang Makanan dari Govardhan

20 April 2020   14:26 Diperbarui: 27 April 2020   01:30 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filososi Makanan dari Govardhan

Kisah evolusi di Madagaskar, dalam hubungannya dengan penyusutan habitat dan keterbatasan makanan dalam jangka panjang, adalah bentuk adaptasi melalui perubahan ukuran menjadi lebih kecil. Maka kita kembali ke Vrindavan untuk sekilas melihat filosifi makanan dari para pemuja Dewa Khrisna.

Ikscon Yatra, adalah tradisi pemujaan Dewa Khrisna yang berlangsung selama 10 hari, dan membutuhkan sekitar 5.000 porsi sarapan, makan siang dan makan malam.

ISKCON Special Khichdi/Khichuri for Rath Yatra (Sumber: pinterest.com/Pinky Gosawi)
ISKCON Special Khichdi/Khichuri for Rath Yatra (Sumber: pinterest.com/Pinky Gosawi)
Itu adalah jamuan yang membutuhkan bahan-bahan setidaknya 1,2 ton kembang kol, 1,2 ton kentang, 1,2 ton tomat dan 3,4 ton berbagai sayur-sayuran lainnya. Maka tak salah National Geographic menyajikannya dalam sebuah tayangan berjudul India's Mega Kitchen.

Dapur Yatra yang menyiapkan hidangan bagi para pemuja dan peziarah pada tradisi ini mulai ada pada tahun 1986, dengan kepala dapurnya seorang pendeta bernama Radhanath Swami. Makanan-makanan yang dimakan selama jalannya tradisi pemujaan ini disebut sebagai Prasad.

Prasad berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti belas kasih. Artinya, para pemuja dan peziarah yang ikut dalam acara ini bahkan sedang mengikuti kebaktian pada saat ia makan, karena makanan berarti bentuk belas kasihan.

Memang tidak bisa diparalelkan dengan kebutuhan makan bagi berbagai spesies binatang di Madagaskar, namun ada satu nilai yang berhubungan bagi semua makhluk hidup yang membutuhkan makanan.

Makan berarti mengisi ulang semangat untuk hidup. Bagi para pemuja Dewa Khrisna, dalam Ikscon Yatra, bahkan makan bisa juga berarti mengisi ulang spiritualitas.

Bagaimana tidak, makanan berton-ton untuk ribuan orang selama 10 hari itu disiapkan oleh sampai 3.000 orang relawan yang bangun saat hari masih gelap untuk menyiapkan sarapan, dan tidak memiliki waktu istirahat karena harus lagi menyiapkan makan siang dan makan malam tepat waktu. Mereka relawan yang tidak digaji.

Filosofi pelayanan itu bagi para orang dapur yang menyiapkan makanan itu adalah bahwa "Melayani Khirsna adalah dengan melayani para pemujanya lewat makanan." Maka tidak heran, sejak 3 bulan sebelum Ikscon Yatra, para ahli dan juru masak yang beberapa adalah juga para pendeta melakukan uji coba 4 sampai 5 kali atas setiap resep yang mereka gunakan di laboratorium makanan Prasad di Govardhan.

Govardhan 3 painting by Siddharth Shingade (sumber: Artzolo.com)
Govardhan 3 painting by Siddharth Shingade (sumber: Artzolo.com)
Para ahli dan juru masak ini mengkalibrasi takaran setiap resep dari bahan-bahan pilihan. Bagi mereka memasak merupakan rangkaian proses mulai dari berpikir, merasa dan bertindak, hingga menghasilkan makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun