Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sesuatu yang Indah Tidak Pernah Minta Perhatian

18 April 2020   23:23 Diperbarui: 1 Juli 2020   21:20 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Snow leopards-one of the world's most elusive cats are perfectly equipped to thrive in extreme, high-elevation habitats (PHOTOGRAPH BY BRIANA MAY, nationalgeographic.com)

Bagi berbagai spesies satwa, bahkan manusia, yang hidup pada daerah dengan berbagai kondisi ekstrem, dalam jangka waktu yang lama, dan dengan bahan makanan yang semakin terbatas, apalagi yang mungkin terjadi selain bermutasi dan beradaptasi menghasilkan berbagai hal yang tidak biasa bahkan aneh atau bahkan diambang kepunahan.

Pelajaran Pertama, selalu ada harga untuk hal berbahaya sekalipun, dan pasti cukup alasan bagi seseorang untuk menempuhnya
Memang sesuatu yang indah tidak pernah meminta perhatian. Keindahan di tempat paling berbahaya sekalipun selalu ada harganya, dan pasti ada cukup alasan bagi seseorang untuk pergi melihatnya ke sana. Ya, kalau bukan karena gila, pasti ada keindahan yang sangat berharga di sana.

Ada sebuah pelajaran dari sebuah film yang juga pernah mengangkat mengenai eksotisme Macan Tutul Salju Afghanistan, berjudul "The Secret Life of Walter Mitty".  

Fim ini menceritakan tentang Walter Mitty, seorang kontributor foto yang bekerja untuk sebuah industri majalah terkenal yang berbasis di Amerika "Life". Ia berkelana dalam sebuah upaya pencarian negatif film yang difoto oleh Sean O'Connell yang diyakini sangat bernilai untuk dimuat sebagai gambar sampul majalah itu. Sean adalah seorang fotografer yang sering mendapatkan foto-foto menakjubkan dari kehidupan alam liar, dan dimuat di majalah Life.

Petunjuk yang dimiliki Walter hanyalah sebuah foto yang menunjukkan goresan pada pegangan kayu entah itu pegangan kursi, meja atau bisa apa saja. Ia mencari ke berbagai tempat dengan biaya sendiri tapi tanpa hasil. Hingga akhirnya ia pun pulang ke rumah karena kehabisan uang, dan membuang dompetnya.

Saat melamun di sofa rumahnya sambil meratapi foto goresan pada pegangan kayu itu, ia akhirnya menyadari bahwa itu adalah foto grand piano yang dibeli oleh ayahnya dan ada di depan matanya sendiri saat ini. Ia bertanya kepada ibunya, dari mana asalnya foto itu.

Kata ibunya, itu adalah foto yang diambil oleh Sean O'Connell yang datang ke rumah hendak bertemu dengan Walter tapi tidak jadi karena Walter tidak ada di rumah. Kepada ibu Walter, Sean mengaku bahwa ia akan berada di Himalaya untuk mengambil foto macan salju yang hidup di sana.

Maka dengan berbekal uang untuk tiket pesawat seharga 84 US dollar, Walter pergi ke Himalaya untuk mencari Sean dan mendapatkan negatif film yang berharga itu. Walter bisa mendapatkan tiket semurah itu karena dia masuk ke Himalaya melalui jalur Yaman. Itu adalah jalur masuk dengan daerah yang penuh dengan kekerasan.

Dengan diantar oleh dua orang pria kecil yang kuat, Walter tiba di pintu masuk untuk mendaki sendiri ke lokasi pegunungan tempat di mana para pencari macan tutul sering masuk ke sana dengan berbagai kepentingan. Singkat cerita, Walter pun menemukan Sean yang sedang asyik menunggu Macan Tutul Salju Afghanistan dengan kamera jarak jauhnya.

Demi mengetahui bahwa maksud Walter mencari dirinya adalah demi negatif film yang sebenarnya hendak diberikan oleh Sean sendiri langsung kepada Walter saat ia berkunjung ke rumahnya, Sean hanya tersenyum dan menggeleng. 

Negatif film yang dirasa berisi foto berharga untuk dijadikan sampul majalah Life itu sudah diselipkan Sean di dompet Walter, namun dompet itu sudah dibuang sendiri oleh Walter yang kehabisan uang dalam upaya pencarian yang terasa sia-sia sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun