Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Arti Penting Menyepi bagi Ibu Bumi

25 Maret 2020   16:15 Diperbarui: 26 Maret 2020   04:28 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rangkaian Upacara Melasti di Pantai Kuta-Bali, menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940, 14 Maret 2018 yang lalu (dokpri)

Tak kurang juga dalam novel fiksi "Dunia Sophie", digambarkan bahwa pada masa yang disebut sebagai malam sepanjang 1.000 tahun, mulai dari masa Yunani Kuno sampai awal masa Renaisans, kurang lebih dalam rentang waktu tahun 585 Sebelum Masehi sampai 1.200 Masehi.

Apa yang kini disebut sebagai penyakit influenza itu, berasal dari kata influence, yang diyakini pada masa itu sebagai penyakit yang diakibatkan oleh pengaruh jahat dari bintang-bintang.

Sekalipun pada masa kini penyakit influenza dipandang sebagai penyakit ringan yang cukup disembuhkan dengan istirahat, pada zaman dulu manusia cukup cemas oleh karenanya. Barangkali karena ilmu kedokteran dan farmasi pun belum semaju saat ini.

Namun, dalam kenyataannya, influenza yang sebenarnya disebabkan oleh virus itu, ternyata bukalah apa-apa bila dibandingkan dengan berbagai jenis virus lainnya yang menyebabkan kematian cukup banyak di berbagai negara di dunia.

Misalnya saja, virus Ebola, yang teridentifikasi pertama kali pada tahun 1976, menjangkit di 9 negara dengan kasus yang tercatat sebanyak 33.577 kasus dan jumlah kematian sebanyak 13.562 jiwa. Atau virus H1N1, yang teridentifikasi pertama kali pada tahun 2009, menjangkit di 214 negara dengan kasus yang tercatat sebanyak 1.632.258 kasus dan jumlah kematian sebanyak 284.500 jiwa.

Sementara itu, untuk virus Covid-19 sendiri, yang teridentifikasi pada tahun 2020, hingga 31 Januari 2020 saja dilaporkan menjangkit di 23 negara, dengan kasus yang tercatat sebanyak 9.812 kasus dan jumlah kematian sebanyak 213 jiwa.

Namun, hingga 24 Maret 2020, dilaporkan bahwa angka positif Corona sudah mencapai 381.739 kasus dari berbagai negara terdampak di seluruh dunia, dengan kasus meninggal sebanyak 16.558 jiwa dan kasus sembuh sebanyak 102.429 jiwa. 

Daftar perbandingan berbagai jenis virus selengkapnya ada pada tabel berikut, sebagaimana dilansir dari https://gph.is/g/EGgPzBd.

Sumber : https://gph.is/g/EGgPzBd
Sumber : https://gph.is/g/EGgPzBd
Namun, pandangan Lovelock yang menyatakan bahwa manusia atau Homo Sapiens telah menjadi sumber infeksi bagi bumi, dan membuat Ibu Bumi menderita demam bahkan memburuk menuju keadaan seperti koma, tidak berdiri sendiri.

Dalam sebuah artikel berjudul "Cegah Kepunahan Massal, PBB Rilis Rencana Penyelamatan Bumi" yang dilansir dari https://nationalgeographic.grid.id, ditulis oleh Gita Laras Widyaningrum, bertanggal 15 Januari 2020, disebutkan bahwa menurut para ilmuwan telah terjadi setidaknya lima kepunahan massal sebelumnya selama 500 juta tahun, yang diakibatkan oleh tabrakan meteor, erupsi gunung berapi dan zaman es.

Selanjutnya  dijelaskan bahwa jika tidak ada upaya yang signifikan untuk mencegahnya, kita sedang menghadapi kemungkinan terjadinya "kepunahan massal yang keenam".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun