Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mie Goyang Pajak Horas Siantar, Seseorang Harus Berani untuk Peduli pada Sejarah Kotanya

26 Januari 2020   01:45 Diperbarui: 26 Januari 2020   13:01 3974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie Goyang Pajak Horas Siantar (Dokumentasi pribadi))

Berkeliling di Pajak Horas Siantar (Dokumentasi pribadi)
Berkeliling di Pajak Horas Siantar (Dokumentasi pribadi)
Berkeliling di Pajak Horas Siantar (Dokumentasi pribadi)
Berkeliling di Pajak Horas Siantar (Dokumentasi pribadi)
Berkeliling di Pajak Horas Siantar (Dokumentasi pribadi)
Berkeliling di Pajak Horas Siantar (Dokumentasi pribadi)
Dari Pak Girsang, yang saya temui di parkiran, ia mengaku tidak tahu persisnya kapan "pajak" itu berdiri. Tapi sejak dia sudah menjadi "somebody" di sekitar Siantar pada tahun 70-an, pajak Horas sudah ada. 

Setidaknya itu sudah 50-an tahunlah. Kini pak Girsang yang sudah cukup berumur menjadi salah seorang petugas parkir di sekitar Pajak Horas. Dia memang terlihat seperti Siantar Man, hehe.

Namun, ada satu hal lagi yang menarik untuk diulas di hari raya Imlek ini. Bukan tentang Siantar Zoo atau Siantar Water Park atau mie pansit keriting Siantar atau mie panjang Siantar, yang juga merupakan hal-hal yang langsung akan lekat di memori orang-orang yang pernah berkunjung ke Siantar. 

Atau tentang satu hal yang teranyar, yakni pohon terang Kota Siantar yang dihias berkelap-kelip pada bulan Natal yang lalu dan konon disebut sebagai salah satu pohon natal yang paling tinggi di Asia Tenggara, bukan itu.

Tapi ini memang masih ada kaitannya dengan mie. Bukankah berbicara tentang mie, kita akan langsung terpikir sesuatu yang berhubungan dengan budayanya orang Tionghoa. 

Ya, di Kota Siantar memang banyak juga masyarakat yang merupakan asal keturunan Tionghoa, selain tentu saja beragam etnis dari puak Batak yang merupakan etnis mayoritas.

Di kota Siantar, menurut pandangan saya, aneka jenis mie merupakan jenis penganan khas Siantar yang paling menarik hati. Baik penyajiannya, cita rasanya dan tentu saja nama besarnya, memang tampak mengalahkan mie dari tempat-tempat lain yang pernah saya cicipi. 

Ya, terkadang nama besar seseorang atau nama besar sesuatu memang selalu mendahului orangnya atau sesuatunya itu.

Penasaran dengan nama besarnya, maka pada Rabu, 22 Januari 2020 itu, saya diajak oleh seorang teman yang sudah lebih dahulu kesengsem dengan mie ini, menuntaskan rasa penasaran akan nama besar mie itu. "Mie Goyang" namanya. 

Mie goyang ini adanya di sebuah kios sederhana yang tampilannya memang tampak sudah cukup "senior" berjalan bersama usianya yang tua dan berada di jantung Pajak Horas Siantar. Ckckck, nama besar memang biasanya berada di jantung kota, atau menjadi jantung hati, atau bikin jantungan atau bisa juga bikin jantung berdegup kencang, hehe.

Bersama teman makan Mie Goyang di Pajak Horas Siantar (Dokumentasi pribadi))
Bersama teman makan Mie Goyang di Pajak Horas Siantar (Dokumentasi pribadi))
Menanti mie goyang disajikan di meja hidangan di hadapan Anda bukan sebuah perkara sederhana dan cepat begitu saja. Apalagi pada jam makan, atau jam pulang kantor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun