Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mencegah Bias dengan Menulis di Rumah Kaca

28 November 2019   13:00 Diperbarui: 28 November 2019   20:38 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest.com/zimbio

Salah satu hal yang mencirikan bahwa seorang yang menjadi pelayan adalah yang paling mungkin di-rumah kaca-kan terlihat dari atribut yang melekat pada dirinya. 

Semakin jelas ciri atribut seorang pelayan maka semakin mudahlah ia dikenali, sekaligus semakin mudah pula menuntut pertanggungjawaban apabila terjadi suatu kesalahan.

Sebagai contoh misalnya, pelayan masyarakat yang bekerja dengan berpedoman kepada seperangkat peraturan yang mengikat, baik dalam hal kewenangan, kewajiban dan juga sanksinya. 

Bila ia melanggar maka begitu mudahnya ia akan dikenakan sanksi. Setiap orang mudah mengenalinya apabila ia mengenakan tanda pengenal dengan lengkap.

Berbeda dengan efek rumah kaca pada zaman Pangemanann dengan efek rumah kaca pada masa kini, dalam arti konotasi. 

Kalau dulu kolonial melulu memata-matai pribumi untuk mematahkan perlawanannya, maka hal positif yang bisa muncul dari efek rumah kaca dalam kiprah kepelayanan adalah hadirnya pelayanan yang semakin berkualitas karena diawasi.

Prinsip dasar yang sudah umum sejak dahulu dalam menghadirkan sebuah standar pelayanan yang baku, transparan dan akuntabel justru berawal dari sebuah hal yang sederhana, "Kerjakan apa yang kita tuliskan dan tuliskan apa yang kita kerjakan." 

Menulis ternyata tetap menjadi aktivitas yang penting di zaman yang sudah canggih sekalipun.

Menulis sendiri bukan berarti menggoreskan tinta ke atas permukaan kertas semata. Itu lebih bermakna melakukan pendokumentasian segala aktivitas. 

Dokumentasi aktivitas sendiri akan berfungsi menjadi basis data yang bermanfaat bagi banyak hal, sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki kelemahan pelayanan, sebagai basis perhitungan melakukan proyeksi untuk meningkatkan kualitas pelayanan menjadi lebih baik, dan sebagainya.

Lalu apa yang terjadi bila manusia modern kurang menulis, atau mendokumentasi hal-hal yang dilakukannya? Di sanalah sering terjadi sumber bias, ketika nilai-nilai budaya organisasi yang diinternalisasi di awalnya, ternyata menjadi tidak bisa dinilai atau dievaluasi, hanya karena tidak tertulis, tidak terdokumentasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun