Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Kenangan dari Sinabung dalam Obituari Sutopo Purwo Nugroho

7 Juli 2019   15:03 Diperbarui: 7 Juli 2019   17:00 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://twitter.com/Sutopo_PN/status/1137681392337207296

Ada dua hal yang merupakan tweets terakhir dari Dr. Sutopo Purwo Nugroho melalui akun twitternya. Apalagi kalau bukan data dan informasi seputar kebencanaan.

Salah satunya adalah informasi mengenai letusan Gunung Sinabung yang ada di Tanah Karo Sumatera Utara pada tanggal 9 Juni 2019 yang lalu. Tweet ini di-like oleh 9.400 orang, di-retweet oleh sebanyak 7.800 orang, dan dikomentari sebanyak 239 kali. Video letusan Gunung yang telah erupsi sejak tahun 2010 yang disematkan Pak Topo di tweetnya ini telah dilihat sebanyak 347.000 kali.

Baca: twitter.com/Sutopo_PN

Tweet terakhir di akunnya bertanggal 14 Juni 2019 adalah informasi tentang data 52 titik panas yang tersebar di wilayah Republik Indonesia menurut hasil pemantauan satelit dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Tweet tentang hotspot di wilayah Indonesia ini tanpa caption tambahan dari Pak Topo, di-like sebanyak 2.900 orang, di-retweet sebanyak 883 kali, dan dikomentari sebanyak 1.100 kali.

Sedikit catatan tentang data statistik twitter ini untuk menunjukkan bahwa Pak Topo adalah seorang yang dikenal luas, disukai banyak orang, dan penampilannya di media baik terkait tugasnya maupun hal-hal yang terkait dengan kesehariannya, termasuk penyakit kanker paru yang dideritanta, adalah hal-hal yang turut menjadi perhatian  banyak orang.

Sebagaimana ia biasanya memberikan rincian penjelasan atas informasi kebencanaan, yang bahkan terkadang ia tambahkan dengan narasi-narasi bercanda, membuat siapapun yang memiliki perhatian terhadap isu lingkungan dan kebencanaan, akan mendapatkan sajian informasi bencana yang penuh kehangatan ala Pak Topo. Sama seperti sosok dirinya yang sangat ramah dan penuh kehangatan.

Rupanya informasi bertanggal 14 Juni 2019 ini adalah informasi tentang lingkungan dan bencana alam terakhir yang disampaikan oleh Pak Topo. Informasi yang di-tweets-nya sehari sebelum keberangkatan untuk berobat ke Guangzhou, Tiongkok, pada tanggal 15 Juni 2019, dan rencananya pengobatan ini akan memakan waktu selama sebulan.

Namun, Tuhan berkehendak lain, Dr. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional, meninggal dunia dalam penyakit kanker yang telah menyebar hingga ke tulangnya, pada tanggal 7 Juni 2019 pukul 02.00 waktu Guangzhou di Guangzhou, Tiongkok, atau pukul 01.00 wib.

Dalam sebuah pemberitaan yang merupakan pemberitaan terakhir terkait erupsi Gunung Sinabung pada Minggu, 9 Juni 2019 oleh TRIBUNJOGJA.COM, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengunggah video erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara, yang terjadi pada Minggu (9/6/2019) pukul 16.28 WIB melalui akun Twitter miliknya. 

Sutopo menuliskan jika Gunung Sinabung telah meletus dengan ketinggian kolom mencapai 7 km. Letusan Sinabung disertai awan panas yang mengarah ke Tenggara (3,5 km) dan Selatan (3 km). "Tak hanya awan panas, letusan ini juga diikuti suara gemuruh yang terdengar sampau pos pengatamatan Gunung Sinabung. Erupsi yang terjadi pada Minggu sore ini berdurasi sekitar 9 menit 17 detik" demikian tulis pak Topo.

Sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, maka segala informasi terkait aktivitas Gunung Sinabung yang pernah disampaikan oleh Pak Topo adalah sebuah kenangan dalam cacatan meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho, setidaknya bagi kami yang tinggal menetap di sekitar lingkar Gunung Sinabung.

Dilansir dari laman wikipedia, dijelaskan sebagian riwayat hidup singkat dari Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU. Ia lahir di Boyolali, Jawa Tengah, pada tanggal 7 Oktober 1969, merupakan anak pertama Suharsono Harsosaputro dan Sri Roosmandari.

Pendidikan SD, SMP, dan SMAnya ia jalani di kampung halamannya, Boyolali. Dia merupakan alumni Universitas Gajah Mada dan Institut Pertanian Bogor. Ia memperoleh gelar S-1 geografi di Universitas Gadjah Mada pada 1993, dan menjadi lulusan terbaik di sana pada tahun itu. Ia memperoleh gelar S2 dan S3 di bidang hidrologi di Institut Pertanian Bogor. Ia hampir menjadi profesor peneliti pada 2012, tapi kandas karena statusnya sebagai peneliti Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT) dan tugas-tugasnya di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Ia mulai bekerja di BPPT pada tahun 1994. Ia bekerja pada bidang penyemaian awan. Perlahan-lahan, jenjang jabatan fungsionalnya sebagai peneliti mencapai puncaknya hingga Ahli Peneliti Utama (APU), golongan ruang IV/e. Ini merupakan jabatan fungsional tertinggi yang diberikan kepada peneliti di lembaga penelitian milik negara, seperti LIPI, LAPAN, BATAN, BPPT, Balitbang, dan sebagainya. Posisi ini sejajar dengan guru besar dalam bidang pendidikan tinggi. Oleh karena itu, peneliti dengan jabatan APU berhak menyandang gelar Profesor, lengkapnya "Profesor Riset" di depan namanya. Ia juga mengajar di IPB, Universitas Indonesia, dan Universitas Pertahanan Indonesia.

Kemudian, ia membantu BNPB sebelum bekerja secara penuh di sana pada Agustus 2010. Ia mulai ditempatkan di BNPB pada 2010 sebagai Direktur Pengurangan Risiko Bencana. Agustus 2010 saat ia ke BNPB adalah tahun yang sama dengan awal letusan pertama Gunung Sinabung setelah sebelumnya hanya dikenal sebagai gunung api yang tidak lagi aktif sejak 1.600 tahun yang lalu. Selain bencana erupsi Gunung Sinabung, di bulan-bulan pertama ia bekerja di BNPB, terjadi bencana-bencana terkenal yang menerpa Indonesia, seperti banjir di Wasior, gempa bumi dan tsunami di Mentawai dan erupsi Gunung Merapi.

Ia menjadi Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di November tahun 2010. Oleh The Straits Times, Pak Topo disebut bsebagai "pejabat Indonesia yang paling sering dikutip dalam berita selama bencana berlangsung".

Sutopo menikah dengan Retno Utami Yulianingsih, dan memiliki 2 orang anak hasil dari pernikahan itu. Pada Januari 2018, Sutopo mengumumkan bahwa ia mengidap kanker paru-paru stadium  IV dan masih berada di bawah tahap perawatan. Keluarga dan dokternya telah memintanya untuk berhenti beraktivitas, namun ia menolak, meskipun sakit. Karenanya ia juga terpaksa pakai morfin. Ia juga masih tetap bersemangat dan tak pernah surut, terutama jika berbicara dengan wartawan. Ia diketahui aktif memantau bencana di media sosial, serta menyediakan informasi dalam berbagai kejadian, bahkan hingga menjelang akhir hayatnya.

Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU meninggal di Guangzhou, Tiongkok, pada tanggal 7 Juli 2019 pada umur 49 tahun. Jabatannya terakhir adalah Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).  

Berbagai prestasi pernah diraih oleh Pak Topo. Sebagaimana disampaikan dalam Kompas.com, 12/12/2018, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho meraih predikat The Most Inspirational Aparatur Sipil Negara (ASN) 2018 di ajang Anugerah ASN 2018 di Jakarta pada Selasa (11/12/2018).

https://www.kompasiana.com/menpanrb/5c106f626ddcae1030721492/membangun-asn-membangun-sdm-indonesia?page=1
https://www.kompasiana.com/menpanrb/5c106f626ddcae1030721492/membangun-asn-membangun-sdm-indonesia?page=1
Anugerah ASN ini merupakan salah satu ajang yang digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk mengapresiasi sosok ASN yang telah menunjukkan kinerja dan prestasi kerja yang sangat baik. Menteri PAN RB, Syafruddin mengungkapkan bahwa ajang ini diharapkan bisa menginspirasi PNS atau ASN di Indonesia.

Sebelumnya, Pak Topo juga telah mendapatkan beberapa penghargaan bergengsi lainnya, yakni:

1. Communicator of the Year 2018 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), pada 16 Oktober 2018;

2. The First Responders dari media The Straits Times pada 29 November 2018, karena upayanya dalam menginformasikan kepada media massa baik lokal dan internasional sejak awal gempa Sulawesi Tengah yang terjadi pada 28 September 2018;

3. Tokoh Komunikasi Kemanusiaan dari Kominfo dan ISKI, pada 15 Oktober 2018, dimana Kabid Humas BNPB mewakilkan dirinya untuk menerima penghargaan ini, karena Pak Topo sedang menjalani kemoterapi;

4. Tokoh Teladan Anti-Hoaks Indonesia dari Mafindo, pada 16 Oktober 2018, karena ia dinilai gigih dalam menyebarkan kebenaran informasi saat peristiwa bencana terjadi, aktif dalam meredam berita bohong (hoaks) bencana yang tersebar di beberapa media sosial;
5. IAGI Awards Bidang Komunikasi Bencana Alam dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia, pada 30 Oktober 2018;

6. Outstanding Spokesperson of the Year 2018 dari Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC), pada Jumat, 7/12/2018, sebagai bentuk upaya kerja keras, dedikasi, dan kerja sama dengan media-media asing di Indonesia;

7. Anugerah Perhumas 2018 Kategori Humas Pemerintah dari Perhumas Indonesia, pada Senin, 10/12/2018, karena ia dinilai unggul dalam bidang media analitik, konten, integritas, dan cara membangun profesionalitas di bidang kehumasan;

8. PNS Inspiratif Terfavorit dari Kemenpan RB, The Most Inspirational ASN 2018, pada Selasa, 11/12/2018);

9. Lima Terbaik PNS Inspiratif 2018 dari Kemenpan RB, pada Selasa, 11/12/2018;

10. Sepuluh Terbaik Pejabat Pimpinan Tinggi Teladan 2018 dari KemenPANRB, pada Selasa, 11/12/2018; dan

11. Human Initiative Award 2018 dari PKPU.

Pak Topo, pada pukul 01.00 wib Minggu dini hari tanggal 7 Juli 2019 tadi, cuaca kemarau sangat dingin di Tanah Karo. Tapi siang ini, cuaca agak dingin dengan langit berbalut awan-awan hitam seperti akan segera hujan. 

Kami yang sering mendapatkan informasi bencana alam dengan gaya khasmu, termasuk informasi seputar aktivitas Gunung Sinabung, hanya memberikan sedikit catatan pada hari dimana engkau akhirnya beristirahat dalam keabadiaan. Selamat Jalan Pak Sutopo Purwo Nugroho, beristirahatlah dalam damai.  

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun