"Aku tidak bisa membedakannya sama sekali. Tetapi toh ia tidak terlihat waras," kata Watanabe.
"Ia dokter. Ia dipanggil Tomita sensei," kata Naoko.
"Tapi, di sini dia yang paling aneh. Aku berani taruhan," Reiko-san menambahkan.
"Pak Oomura, penjaga pintu gerbang pun aneh juga ya," kata Naoko.
"Ya, dia memang gila," kata Reiko-san mengangguk. "Soalnya, setiap pagi dia bersenam seenaknya sambil berteriak-teriak tak menentu. Sebelum Naoko datang ke sini, gadis di bagian keuangan bernama Kinoshita pernah mencoba bunuh diri karena neurosis, kemudian tahun lalu perawat bernama Tokushima dipecat karena kecanduan alkohol."
"Betul sekali, tampaknya kamu sudah mulai memahami sistem di dalam masyarakat ya," kata Reiko-san menjawab Watanabe.
"Kelihatannya begitu," kata Watanabe.
"Yang waras dari kami...," kata Reiko-san, "Adalah kami tahu bahwa kami tidak waras."
Begitulah refleksi dari duduk beberapa menit di Alpha Omega. Bagaimana kita mau menghadirkan pengobatan atau penyembuhan, di saat kita ternyata tidak menyadari kalau-kalau kita lah yang sakit dan kurang waras dalam dunia dengan sudut pandang yang tidak terbatas.
Reiko-san menutup harapannya kepada Watanabe yang telah diberitahu bahwa baik pasien, staf maupun tamu, selama berada di dalam asrama berarti menjadi anggota asrama, bagian dari mereka semua. Kata Reiko-san, " Pertama-tama Anda harus punya keinginan menolong seseorang. Kemudian Anda pun harus berpikir bahwa Anda sendiri harus ditolong seseorang. Kedua, jadilah orang jujur. Jangan berbohong, jangan berpura-pura, jangan menyamarkan sesuatu yang tidak baik. Itu saja."