Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Di Alpha Omega, Dia Sembuh karena Suka Membantu Orang untuk Sembuh

7 Juni 2019   01:50 Diperbarui: 7 Juni 2019   01:59 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dapur Alpha Omega (dokpri)
dapur Alpha Omega (dokpri)
Untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan operasionalnya, Alpha Omega mengandalkan sumber dana tidak tetap maupun sumber dana tetap, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Diantaranya adalah sumbangan tamu pengunjung, sumbangan dari majelis gereja, orang tua anak, pemerintah Kabupaten Karo, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, United Nations Wowen's Guild di Austria, Bank Perkreditan Rakyat Pijer Podi Kekelengen, Orang tua angkat, Yayasan Darmais, Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, Liliane Fonds-Belanda, The Dutch Alpha Omega Committee-Swifferbant-Belanda, United Evanglical Mission, dan sebagainya.

Berbagai program, sarana dan prasarana dalam pelayanan di Alpha Omega antara lain, panti asuhan (asrama), Sekolah Luar Biasa, klinik kesehatan dan fisiotherapy, program pendidikan vokasi (workshop, pelatihan pertanian dan peternakan), dan sebagainya.

seorang anggota panti yang sudah sembuh ikut membersihkan dapur di Alpha Omega (dokpri)
seorang anggota panti yang sudah sembuh ikut membersihkan dapur di Alpha Omega (dokpri)
peternakan sapi di Alpha Omega (dokpri)
peternakan sapi di Alpha Omega (dokpri)
sapi-sapi di lahan peternakan di Alpha Omega (dokpri)
sapi-sapi di lahan peternakan di Alpha Omega (dokpri)
Alpha Omega Nanti

Berikut ini hanya sebuah perenungan yang saya refleksikan dari hanya beberapa menit berada di antara anak-anak Alpha Omega. Bukan sebuah pernyataan visi resmi kelembagaan, dimana saya hanya berada di sana sebagai seorang pengunjung, itupun bukan untuk sebuah tujuan khusus bagi Alpha Omega.

Merenungkan kisah dalam novel Norwegian Wood karangan Haruki Murakami, dimana Toru Watanabe terkenang akan Naoko, gadis cinta pertamanya, yang kebetulan juga adalah kekasih mendiang sahabat karibnya, Kizuki.

Norwegian Wood (dokpri)
Norwegian Wood (dokpri)
Watanabe merasa seperti terlempar ke masa-masa kuliah di Tokyo, hampir 20 tahun silam. Masa dimana ia terhanyut dalam dunia pertemanan yang serba pelik, hingga ia harus memilih antara masa depan dan masa silam.

Pada suatu waktu, Naoko yang menderita depresi karena kehilangan kakaknya dan Kizuki kekasihnya yang sama-sama mati muda, akhirnya dimasukkan ke sebuah asrama semacam panti rehabilitasi bagi orang-orang dengan gangguan mental, bernama "Asrama Ami." Dalam bahasa Prancis "ami" berarti teman.

pembangunan asrama yang baru di Alpha Omega-Juma Lingga (dokpri)
pembangunan asrama yang baru di Alpha Omega-Juma Lingga (dokpri)
asrama baru Alpha Omega sedang dalam proses pembangungan (dokpri)
asrama baru Alpha Omega sedang dalam proses pembangungan (dokpri)
Ketika pada pertama kali, Watanabe datang mengunjungi Naoko ke asrama ini, yang tempatnya dikelilingi oleh hutan-hutan cedar, ia bersama dengan Naoko dan seorang temannya di asrama yang bernama Reiko-san, memesan kopi panas di kedai kopi asrama sambil mengobrol.

Di tengah obrolan mereka, datang bergabung di meja mereka seorang lelaki berpakaian putih. Ia banyak bicara tentang produksi cairan lambung dalam kondisi tanpa gravitasi, dan terus membicarakan mengenai hubungan timbal balik antara besar otak dan kemampuannya. Ia mendongengkan tentang kapasitas otak Bismarck dan Napoleon. Di saku bajunya ada tiga pulpen, pensil dan mistar.

Melihat penampilan dan tingkahnya, di antara orang-orang yang ada di dalam asrama, baik dokter, perawat maupun pasien, Watanabe tidak bisa menduga secara pasti apakah laki-laki berpakaian putih itu adalah seorang dokter atau pasien.

"Menurutmu yang mana?" kata Reiko-san.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun