Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Di Alpha Omega, Dia Sembuh karena Suka Membantu Orang untuk Sembuh

7 Juni 2019   01:50 Diperbarui: 7 Juni 2019   01:59 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Buku Profil Yayasan Kesejahteraan Penyandang Cacat (YKPC- sekarang disesuaikan namanya menjadi Yayasan Kesejahteraan Penyandang Disabilitas/YKPD) Alpha Omega, berjudul Alpha Omega DULU, KINI dan ESOK, yang diterbitkan menyambut usia yayasan sosial ini yang ke-20 tahun pada tahun 2008 yang lalu, ditampilkan sejarah, kondisi sekarang dan bagaimana Alpha Omega kedepan yang tetap setia pada panggilannya dalam melayani saudara-saudari yang berkebutuhan khusus.

YKPD Alpha Omega adalah salah satu wadah pelayanan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang bersaksi di tengah dunia dan masyarakat untuk memberikan pelayanan kepada anak-anak penyandang disabilitas yang kurang dipedulikan, bahkan tidak mendapat perhatian, baik di dalam keluarga apalagi ditengah masyarakat pada umumnya. 

Narasumber penulisan buku profil ini merupakan para pendahulu gereja yang telah ikut menggumuli berdirinya Alpha Omega dan semua pengurus yayasan dari setiap periode beserta staf yayasan yang telah banyak memberikan data dan informasi dalam sebuah diskusi panel terkait Alpha Omega pada tahun 2006 yang lalu, antara lain: Pdt. DR. A. Ginting Suka, Pdt. Jadiaman Perangin-angin dan Pt. Em. Teken Barus.

Sejarah Berdirinya Alpha Omega

Latar belakang berdirinya Alpha Omega dimulai dari pergumulan almarhum Pdt. Salomo Sitepu, STh, dimana anak kedua dari pendeta ini, bernama Ruth Br Sitepu merupakan seorang yang berkebutuhan khusus terkait gangguan mental. 

Pendeta Sitepu terpilih menjadi sekretaris bidang II pembangunan dan pengembangan GBKP Periode 1984-1989. Jabatan ini mengharuskan dia tinggal di Kabanjahe. Setelah tinggal menetap di Kabanjahe, pergumulan pendeta dan keluarga sangat terasa dalam pengasuhan dan pendidikan Ruth Br Sitepu. Pergumulan ini sering dibicarakannya kepada rekan-rekannya sesama pendeta.

Jalan keluar yang ditawarkan teman-teman pendeta Sitepu yakni supaya Ruth Br Sitepu dibawa ke Panti Karya Hepata di Laguboti. Panti Karya Hepata adalah tempat pelayanan dan pendidikan bagi orang-orang berkebutuhan khusus yang dikelola oleh diakonia Charitas HKBP. Setelah Ruth Br Sitepu dibawa ke Panti Karya Hepata, ternyata di panti tersebut ada beberapa orang yang dirawat di sana juga berasal dari Kabupaten Karo. Menyadari hal tersebut muncul sebuah pertanyaan mengapa GBKP tidak membuka pelayanan serupa di Kabupaten Karo?

Menggumuli kebutuhan akan adanya sebuah yayasan yang bergerak dalam pelayanan orang-orang berkebutuhan khusus di antara berbagai program pelayanan prioritas lainnya di GBKP, Pdt. DR. A. Ginting Suka yang ketika itu menjadi Ketua Umum Moderamen GBKP, mengingatkan pesan Sidang Raya Dewan Gereja Sedunia pada tahun 1983 di Vancouver Canada. 

Sidang raya ini membicarakan secara mendalam tentang korban-korban kemanusiaan dari berbagai kejadian di tengah-tengah dunia, antara lain korban tes nuklir di kepulauan Pasifik, anak korban kurang gizi sejak masa kandungan hingga pemeliharaan yang buruk pada masa balita yang menyebabkan banyak anak mengalami cacat tubuh dan mental, dan sebagainya. 

Sidang akhirnya memutuskan: "Kepada setiap insan manusia diberikan pelayanan yang baik, oleh karena setiap insan walau bagaimana pun keadaan tubuh dan jiwanya, mereka adalah anak-anak Tuhan yang diciptakan menurut citra Allah. Mereka berhak mendapatkan pemeliharaan dalam dunia ini." Dewan gereja sedunia menganjurkan agar gereja-gereja melayani penanganan masalah-masalah kemanusiaan.

Gagasan dan pergumulan mendirikan yayasan kesejahteraan bagi penyandang disabilitas ini kemudian dibicarakan dengan Dewan Pekabaran Injil NHK Belanda yang pada waktu itu diketuai oleh Pastor Yacob Slobb. Gagasan ini mendapat sambutan baik dari NHK Belanda, yang  bersedia mencari dana bagi pembangunan panti perawatan dan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun