Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kenapa Susah Membuang Sampah pada Tempatnya?

5 Desember 2018   16:51 Diperbarui: 7 Desember 2018   09:49 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas Kebersihan (dokpri)

Melihat kami bersama para petugas kebersihan bekerja mengangkut sampah secara manual dan nyaris tanpa alat perlindungan dari kemungkinan infeksi berbagai bakteri di tumpukan sampah yang kami angkut, ia mendekati kami dan mengobrol sebentar.

"Wah, sampahnya parah ya pak, sudah berapa lama tidak diangkut ini?" tanyanya.

"Barangkali sudah lebih lima hari pak, soalnya sudah banyak lalatnya. Katanya telur lalat menetas setelah lima hari kan pak, aromanya juga sudah sangat-sangat..hufff.." 

Saya menjawab dengan sungkan seolah saya baru saja sadar kalau sampah yang sudah lama tidak diangkut itu baunya menyengat. Padahal itu adalah keseharian yang nyaris setiap hari saya lakoni selama tiga tahun bekerja di sektor pengelolaan sampah.

Bagi daerah yang sudah relatif maju manajemen persampahannya dan ditunjang sarana prasarana pengelolaan sampah yang memadai, mungkin persoalan sampah ini tidak seburuk di daerah-daerah dengan sistem manajemen pengelolaan yang primitif dan sarana prasarana yang tidak memadai. 

Apalagi ditambah perilaku buruk masyarakat dalam membuang sampah sembarangan. "Jepang saja butuh waktu tigapuluh tahun mengubah mindset warganya agar bisa seperti sekarang ini dalam mengelola sampahnya pak", kata konsultan itu entah berbohong atau sekedar menyemangati. 

Tapi kalau kesadaran itu tidak mulai dibangunkan hari ini juga, saya tidak bisa membayangkan seperti apa Jepang dan seperti apa negeri kita tiga puluh tahun yang akan datang.

Saat ini, seringsekali dalam waktu-waktu senggang, saya membawa anak-anak ke sebuah taman kecil di kota ini. Sudah menjadi kebiasaan kami, sebelum pulang memunguti sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh pengunjung taman. 

Ada kemasan makanan ringan milik anak-anak, sampah plastik tempat makanan bawaan ibu-ibu, hingga sampah make-up. Nyaris semua bentuk sampah ada di taman yang kecil ini dan dihasilkan oleh berbabagai kelompok umur.

mengutip sampah di taman (dokpri)
mengutip sampah di taman (dokpri)
Apa yang saya coba tanamkan kepada anak-anak dengan melakukan kebiasaan ini bukanlah sebagai sebuah pencitraan, sengaja memungut sampah-sampah di hadapan orang-orang di taman untuk mencari perhatian. 

Karena kebanyakan orang-orang di taman memang sama sekali tidak memperhatikan, semuanya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing tanpa menyadari bahwa sampah merekalah yang dipunguti oleh anak-anak yang saya bawa ke taman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun