Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peran Ulama dalam Partisipasi Politik dan Demokrasi

26 Oktober 2020   16:18 Diperbarui: 26 Oktober 2020   16:30 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pimpinan dan tokoh agama menjadi kekuatan strategis dan signifikan untuk membuat gerakan yang luar biasa bagi perjalanan sejarah dan peradaban bangsa. Selama ini tokoh agama telah berkontribusi dalam membangun kerangka dan identitas Negara dan bangsa Indonesia.

Di jaman penjajahan, Ulama banyak yang menjadi pemimpin-pemimpin perjuangan bangsa. Jaman pembangunan, Ulama menjadi kekuatan penggerak roda pembangunan. Dan sampai saat ini, Ulama senantiasa mengambil peran strategis dalam perwujudan penguatan politik dan demokrasi di Indonesia.

Peran ulama mutlak diperlukan karena merupakan figur sentral baik dalam pesantren maupun masyarakat. Tanpa campur tangan atau intervensi seorang ulama, maka proses keberagamaan maupun transformasi nilai dalam pesantren dan masyarakat itu menjadi kurang efektif. Tidak hanya masalah keagamaan saja, pengaruh ulama juga berpengaruh pada masalah-masalah sosial secara luas, sehingga dapat semakin memerkuat pengaruhnya dalam dunia politik.

Ulama dan tokoh agama senantiasa hadir dan menjadi kekuatan penting bagi Negara dan bangsa untuk mengatasi problematika dan tantangannya. Di masa pendemi ini, Ulama juga telah memainkan peran strategisnya, turun sebagai pemimpin-pemimpin gerakan, baik di tingkatan kebijakan, tausyiah dan dakwah, maupun peran aktifnya dilapangan, turut membatasi penyebaran dan mengatasi dampak pendemi covid-19. 

Dalam persiaapan menghadapi kehidupan era new normal, Ulama berperan  penting dalam membangun kesadaran masyarakat agar mematuhi layanan kesehatan, turut serta mendukung keberhasilan pelaksanaan jaring pengaman sosial dan jaring pengaman ekonomi, dalam rangka bersama-sama mewujudkan pengelolaan manajemen krisis yang tepat dan efisien.

Menghadapi Pandemi covid-19, kita butuh kolaborasi, partisipasi dan solidaritas bersama antara pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dunia usaha, dunia kampus dan media. Dibutuhkan pola komunikasi terbuka yang memungkinkan kita menggandeng semua pihak, memanfaatkan semua media, melibatkan semua pihak, dan yang lebih penting harus memberikan pesan yang tepat agar dipercaya.

Selanjutnya terkait penguatan politik dan demokrasi di Indonesia, khususnya menghadapi pelaksanaan Pilkada Serentak 2020, Peran para tokoh ulama sangat penting dan strategis. Kyai, Para Pendakwah, Tokoh agama lainnya menjadi panutan bagi masyarakat. Fatwa, petuah dan tausiyah selalu digugu lan ditiru.

Ditahun ini, kita akan melaksanakan Pilkada Serentak serentak di 224 Kabupaten dan 37 kota di Indonesia. 270 Kota/Kabupaten ini tersebar di 9 Provinsi. Kita dituntut melaksanakan pilkada dengan demokratis, namun tetap menjamin kesehatan seluruh masyarakat dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan covid-19. Pemilihan serentak sebagai mekanisme kedaulatan rakyat mesti dijamin secara konstitusional, tanpa dibebani kekhawatiran ancaman kesehatan.

Dalam mengelola pilkada tersebut, kita mesti melibatkan peran para ulama, menjaga demokrasi menaikkan partisipaso politik warga sehingga dengan penuh kesadaran memberikan suara pada coblosan hari itu dengan baik. 

Penting, kita membangun kesadaran bersama dengan seluruh lembaga keagamaan dan komponen umat agar pelaksanaan pilkada serentak 2020 terhindar dari ancaman kesehatan dan keselamatan jiwa masyarakat, tetap terjaga kualitas penyelenggaraannya, dan tingkat partisipasi masyarakat dalam memilih tetap tinggi.

Protokol Kesehatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun