Mohon tunggu...
Financial Pilihan

Bagaimana "Big Data" dan Kecerdasan Buatan Mengubah Finansial

27 Juli 2018   13:46 Diperbarui: 27 Juli 2018   14:30 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak perusahaan perbankan dan keuangan yang telah mendapat keuntungan dari analitik big data untuk mempermudah proses personalisasi penawaran, penjualan produk yang ditargetkan, serta meningkatkan pelayanan konsumen mereka. Istilah big data terus meluas dan saat ini telah mencakup arti-arti baru, seperti Deep Learning, Cluster Analysis, Neuron Networks, dan Kecerdasan Buatan.

Bank-bank memberdayakan model scoring mereka dengan jaringan sosial, pembayaran, riwayat pencarian, dan data kebiasaan klien lainnya. Sistem big data telah berevolusi dari sekadar teknologi tambahan yang pasif, menjadi mekanisme deep learning yang dapat memberikan informasi tertentu yang lebih akurat, dan digunakan untuk membuat keputusan dan pengambilan tindakan. Teknologi-teknologi ini memungkinkan institusi keuangan untuk menyasar tujuan-tujuan yang lebih rumit seperti pencegahan fraud dan masalah-masalah mengenai regulasi di seluruh dunia.

Teknologi kecerdasan buatan telah digunakan secara luas untuk tugas-tugas pengawasan oleh para regulator. Mereka melakukan analisis mikro-struktur pada data pasar, mendeteksi dan mencegah masalah-masalah seperti insider trading, algoritma yang tidak berguna, serta manipulasi pasar.

Sebaliknya, perusahaan sekuritas yang besar rata-rata telah menggunakan big data/deep learning selama beberapa decade, menggunakan jaringan neuro untuk membangun model investasi prediktif dan mencari algoritma yang paling menguntungkan. Menurut Bloomberg, mesin trading berdasarkan big data telah tumbuh secara signifikan selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, diestimasikan mesin-mesin ini menyumbang sekitar 40% dari volume perdagangan di pasar ekuitas Eropa dan sekitar 55% di pasar ekuitas Amerika Serikat. 

Pada pasar berjangka, volume perdagangan valuta asing berjangka telah tumbuh menjadi sekitar 80 persen. Firma trading beralgoritma HFT telah mendominasi perdagangan saham Amerika Serikat selama beberapa tahun terakhir dengan menggunakan supercomputer untuk mengambil keuntungan dari belasan pasar elektronik dalam waktu sekejap saja.   

Firma-firma sekuritas menggunakan algoritma yang menganalisa rim data untuk menemukan sinyal yang disembunyikan dalam kebisingan pasar dan memprediksi perubahan harga kontrak berjangka, ekuitas, dan mata uang.

Kesuksesan ini telah menarik perhatian pemodal-pemodal besar dan mengawali gelombang investasi baru dalam penggunaan computer untuk trading selama 10 tahun terakhir. Namun, hal ini juga merupakan salah satu alasan pendapatan firma-firma manajemen resiko mulai menurun, terutama pada 2017 kemarin di mana pemakaian big data semakin berkembang. Penyebabnya sederhana, karena semakin banyak pemain saham yang menggunakan mesin algoritma trading, algoritma-algoritma tersebut juga akan menjadi kurang efektif. Maka dari itu, software-software trading harus memiliki kapabilitas machine learning, karena hanya dengan mempelajari sumber informasi dan mengakses data dengan lebih cepat, mampu menonjol dibanding software lainnya.

Perlu diketahui juga bahwa kemajuan teknologi big data berjalan secara parallel dengan perkembangan teknik visualisasi, seperti Heatmap, Zooming UI, dan Augmented Reality di mana trader dapat melihat sejumlah besar data secara lebih baik, yang mana hal tersebut tidak memungkinkan sebelumnya dengan software visualisasi 2D.

Pun begitu di Indonesia, walaupun belum banyak digunakan oleh firma investasi dan manajemen resiko, perkembangan big data di Indonesia menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan hingga pada titik di mana beberapa perusahaan mendedikasikan kemampuannya untuk membuat analitik big data milik sendiri. Salah satunya adalah Paques.

Paques merupakan software analitik big data kreasi Indonesia. Dengan fitur self-service analytic, Paques bukan merupakan software analitik big data yang penggunaannya sulit. Semua orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi dapat menggunakannya. Tidak terkecuali dalam perdangangan sekuritas. Memiliki portfolio yang beragam di berbagai industri seperti telekomunikasi, pemerintahan, dan terutama keuangan, serta didukung dengan visualisasi menarik di dalamnya, Paques dapat turut serta merevolusi transaksi sekuritas yang ada di Indonesia.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun