Mohon tunggu...
Ardis Family
Ardis Family Mohon Tunggu... Administrasi - Kumpulan Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Percayalah, Semua Kota Ada Bedanya . http://ardisfamily.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cerita Jorok dan Vulgar dari Saudi Arabia

27 Februari 2012   13:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:52 7238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lega Istirahat Di Tempat Yang Paling Bersih Di Saudi Ini adalah cerita cerita jorok dan vulgar yang orang lain tidak mungkin mau menceritakan. Apalagi kalau kejadian terjadi pada saat perjalanan Umroh, sebuah perjalanan religius yang umumnya tabu untuk menceritakan hal hal yang tidak ada hubungannya dengan ibadah Umroh. Tetapi bagi saya, cerita jorok dan vulgar semacam ini harus saya ceritakan agar semua orang bisa mengambil hikmahnya dan siap apabila hal yang sama terjadi pada anda. Tidak ada yang saya tutup tutupi, cerita dibawah ini benar benar saya alami setiap kali saya melakukan perjalanan Umroh ke Saudi Arabia, baik perjalanan ldarat antara Kuwait - Madinah, Madinah - Mekkah atau Mekkah - Kuwait.

Toilet Terbersih Yang Saya Temui Di Saudi Cerita jorok yang paling heboh adalah tentang kakus atau WC umum yang ada disepanjang jalan Saudi. Kalau tidak sedang melakukan perjalanan Umroh, barangkali saya sudah ngomel menyaksikan  toilet Arab ditempat tempat istirahat sepanjang jalan. Tetapi karena sudah kehendak yang diatas bahwa kita harus berhenti di tempat istirahat semacam ini, maka apapun yang kita temui sepanjang jalan kita ambil hikmahnya dan kita anggap sebagai barokah. Semua pemandangan dan temuan didalam toilet harus kita 'syukuri' dan kita jadikan pelajaran, bahan pembicaraan dan juga guyonan yang tidak ada habisnya. Ada yang menemukan ‘harta karun’ yang berukuran Arab Size dan ada juga yang berukuran Cute. Untuk menghibur diri, banyak pula yang menyebut ‘temuannya’ sebagai ‘isyarat akan datangnya rejeki’.  Tetapi ada juga yang mengatakan temuannya didalam toilet sebagai ‘The Real Rejeki’ karena tidak semua orang bisa datang ke Saudi dan ketemu ‘harta karun’ yang bisa bikin mampet toilet. Pokoknya asal ngomong saja, yang penting gembira dalam perjalanan darat yang cukup jauh dan melelahkan ini.
Satu Teko Untuk 'Harta Karun' Segede Gajah - Pantas Mampet Kenapa rata rata toilet umum di Saudi joroknya bukan main ?,  nah jangan tanyakan saya. Yang jelas kalau melihat teko untuk menyiram yang tersedia didalam toilet, ukurannya hanya sekitar 1 liter saja per teko maka jelas tidak akan bisa menggelontor ‘harta karun’ orang Arab yang ukurannya sudah jelas jauh lebih besar dari rata rata bangsa lain. Apalagi kalau benar perkataan seorang kawan yang begitu sumringah ekspresinya saat meneriakkan ‘temuan’nya ke kita semua yang sedang duduk duduk santai ‘Wuah…. Buesar Sekali Mbak……!!!!!’.
Menuju ke Mekkah

Cerita jorok dan vulgar berikutnya terjadi saat perjalanan ditengah gurun dan kebelet pipis sudah tidak bisa ditahan lagi. Pompa bensin atau tempat peristirahatan masih sangat jauh sekali sehingga tidak ada alasan lagi untuk meminta pak sopir berhenti sebentar untuk buang air. Bagi laki laki tidak begitu masalah, tinggal membelakangi bus dan langsung buang air. Tetapi bagi wanita, masalah sepele seperti ini menjadi luar biasa ribet karena tidak mungkin meniru cara lelaki yang tinggal membelakangi bus saja. Celakanya, sepanjang perjalanan jarang ditemui pohon atau batu yang bisa digunakan untuk menutup sedikit saja bagian bokong yang pasti akan dengan mudah dilihat dari atas bus kalau harus ngikuti cara laki laki.

Terbersih Kebanggaan Saudi Yang Pernah Saya Temui Di Perjalanan Selama 5 Tahun Terakhir

Untungnya, saya selalu sedia kain sarung khusus untuk perjalanan darat di Saudi. Kain sarung dibentangkan dan dipegang oleh dua orang ibu ibu bergantian. Kalau terasa 'semriwing' angin dibagian bokong berarti pegangan sarung ketinggian, tinggal teriak saja 'jangan tinggi tinggi pegang sarungnya !!!!'. Hanya cara inilah yang paling nyaman dan saya tidak bisa menghitung lagi, berapa kali penumpang bus melihat 'knalpot' bagian belakang saya waktu pegangan sarung terlalu tinggi. Dan saya juga tidak tahu, ada Arab melihat memakai teropong atau tidak didepan saya. Memang saya telah berusaha sebisa mungkin agar 'head lamp' tidak terlalu menyorot jauh kedepan, tetapi apapun usaha saya, rasanya sudah maksimal sekali. Terbukti, tidak ada satupun onta yang mendekat dan tertarik dengan kilauan 'head lamp' yang menyorot kedepan dan bersinar terang. (By : Susy Ardianto)

Baca Juga :

Originally Posted In http://ardisfamily.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun