Mohon tunggu...
Tengku Fajar
Tengku Fajar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Administri Publik Uta 45 Jkt

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelik Strategi Komunikasi Politik Jokowi pada Pilpres 2014

30 Januari 2021   16:18 Diperbarui: 30 Januari 2021   16:24 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak strategi yang sudah berhasil dilakukan Jokowi, salah satu paling menonjol adalah komunikasi politik Jokowi pada warganya. Dalam hal ini, menurut Dahlan dalam Cangara (2009: 35), komunikasi politik merupakan suatu proses pengoperan lambang-lambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan dan cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak yang menjadi targetnya.Sejalan dengan hal itu, dalam proses mempengaruhi sikap dan perilaku

khalayak yang menjadi target dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah komunikasi simpatik. Komunikasi simpatik ini merupakan bagian dari komunikasi persuasif yang

dilakukan Jokowi, baik ketika menjabat sebagai Walikota Solo maupun sebagai Gubernur DKI Jakarta.

strategi komunikasi Jokowi yang sukses dalam menggiring opini publik masyarakat, antara lain:

Pertama, Komunikasi simpatik Jokowi dilakukan dengan cara “blusukan” ke daerah-daerah yang menjadi target, melakukan two ways communications dengan warga setempat, dan Jokowi mengundang warga untuk makan dirumahnya. Komunikasi simpatik Jokowi

ini sering disebutnya dengan “Lobi Meja Makan”. Sebelumnya, Milana (2010: 10) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa Jokowi melakukan lobi dengan PKL di Banjarsari, Solo, mengenai relokasi dan penertiban PKL. Pada saat para PKL mencurahkan kesulitan hidupnya, Jokowi memanfaatkan untuk menggambarkan kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya,

serta mengemukakan niatnya untuk merelokasi PKL. Hasilnya, para PKL dengan legowo menerima kebijakan Jokowi, terlebih lagi dalam pelaksanaan

relokasi tersebut Jokowi menggelar arak-arakan yang menghadirkan prajurit keraton untuk menimbulkan rasa bangga pada diri PKL daripada menghadirkan Satpol PP untuk mengusir mereka dengan cara koersif yaitu dengan menekan warga dan menggunakan kekerasan.

Kedua, Jokowi menggunakan strategi komunikasi Empati yang dikemukakan oleh Berlo dalam Influence Theory of Emphaty (dalam Cangara, 2009) dimana Jokowi berusaha untuk menempatkan diri pada situasi dan kondisi masyarakat sehingga dia dapat memproyeksikan dirinya dari sudut pandang masyarakat tersebut. Ketika Jokowi memutuskan

untuk merelokasi pemukiman kumuh, maka yang dilakukannya pertama kali adalah meninjau dan mendengarkan alasan warga tetap bertahan dipemukiman tersebut.  Jokowi adalah salah satu dari sedikit pemimpin yang mau mendengarkan keluh kesah masyarakatnya sehingga dia dapat membuat kebijakan-kebijakan yang dapat memberikan solusi bagi mereka. Strategi ini ternyata sukses menggiring opini publik positif dan mengantarkan Jokowi menjadi dambaan capres dalam pemilu 2014.

Ketiga, strategi yang dilakukan Jokowi adalah to be a good relationship with media atau berteman baik dengan awak media, baik media massa maupun media elektronik. Dalam hal ini, Jokowi paham

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun