Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cabul-cabulan Sepanjang Masa

2 April 2014   12:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:11 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu sekali, di Kompasiana ini ada tradisi planet-planetan. Sekelompok kompasianer membuat komunitas tersendiri berdasarkan kesamaan minat. Ada Planet Kentir, Planet Koplak, Planet Kampretos, dan lain-lain, dengan singkatan masing-masing. Salah satu di antaranya mengidentifikasi diri dengan nama Planet Zona Merah.

Planet Zona Merah - yang akan diulas dalam artikel ini, sesuai namanya, isinya tak pernah jauh-jauh dari kutang dan celana dalam. Digawangi seorang penulis perempuan yang sangat ahli soal istilah-istilah mesum, pengikutnya lumayan banyak. Secara mengejutkan pula Admin menggagas topik spesial berjudul : Ceritakan Malam Pertama-mu!Tak ayal lagi, suara-suara mesum dari planet itu terdengar seperti kodok bertelor di kolor Ahmad Fathonah; nyooottt…, nyoohhh…., mak-jleb…, croottt….

Sayangnya, artikel-artikel itumuncul di halaman muka Kompasiana.

Akhirnya timbul pertikaian. Sebagian kompasianer mengajukan protes keras. Bagaimana pun Kompasiana ini adalah rumah sehat milik bersama tanpa segmentasi khusus. Ayah dan anak sama-sama jadi member. Sudah sepatutnya perbincangan mengenai selangkangan agak disamarkan, jangan membelalak begitu. Dijawab oleh dedengkot Zona Merah, bahwa persoalan seksualitas tak lagi dianggap tabu di jaman kemajuan ini. Di negara-negara barat, demikian katanya, lumrah saja para orangtua mengungkap rahasia Jamu Pasak Bumi dan Sari Rapetkepada anak-menantunya, di meja makan. Bahkan pada acara arisan ibu-ibu seumpama di Jakarta, biasa saja topik orgasme dibahas sambil mengulek sambal terasi…..

Tentu saja jawabannya tak kalah sengit.

(Ketika itu penulis tak ikut meramaikan pro-kontra, melainkan diam-diam meluncurkan artikel sebagai saran kepada Admin agar membuatkan lagi satu kanal khusus mewadahi selera orang-orang yang kelewat gatel ini. Supaya lebih maknyus, nama kanal itu bisa dibuat Kanal Kemaluan atau Kanal Selangkangan. Sebagai pengaman, dibuatkan portal di pintu masuknya, yaitu log-in tambahan. Segala yang dibahas di dalamnya tak terlihat dari luar. Ini dapat dianggap sebagai lokalisasi dunia maya. Jika seseorang masuk ke kanal itu, ketika keluar ia harus memeriksakan diri di Kanal Kesehatan, untuk menghindari penularan HIV positif).

Saran saya itu tak mendapat respon dari Admin hingga kini. Secara kebetulan pula perdebatan itu reda dengan sendirinya, mungkin para pihak malu membaca artikel saya itu. Daripada diceramahi orang kampung, lebih baik tahu diri, mungkin demikian mereka berpikir. Kapok dia!

Namun demikian setiap kali muncul perdebatan serupa, saya selalu tertarik mengajukan saran yang sama.

Begitu saja kok repot.

Salam gaya monyet gendong mertua!

*****

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun