Salah satu amanat Prabowo kepada anak-buahnya ketika persiapan operasi pembebasan sandera Tim Lorentz di Mapenduma, Papua, 1996, adalah sebagai berikut:
"Saudara-saudara. Negara menunjuk kita untuk mengemban tugas mulia ini, yakni tugas kemanusiaan yang membawa nama besar NKRI di mata dunia. Oleh karena itu komitmen kita adalah keberhasilan. Jika berhasil kita semua naik pangkat setingkat lebih tinggi, namun jika gagal kita semua harus rela turun dua meter ke dalam tanah....." (saduran bebas)
Berita penyanderaan Tim Ekspedisi Lorentz oleh kelompok GPK Kelly Kwalik di Papua pada tahun 1996 membuat dunia heboh. Dan di pusat kehebohan itu berdiri Prabowo Subianto, bertindak sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Operasi Militer Pembebasan Sandera.
"Naik setingkat atau turun dua meter" merupakan amanat yang melekat dalam ingatan anak buahnya. Maksudnya adalah, apabila berhasil maka mereka akan naik pangkat setingkat, namun jika gagal mereka bersedia tewas dan turun dua meter dikuburkan dalam tanah.
Sejarah mencatat operasi itu berhasil dengan sukses. Dan semua anak buahnya menerima anugerah kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Kecuali Prabowo sendiri tidak ikut naik pangkat.
Kini Prabowo Subianto bersaing menuju jabatan Pimpinan NKRI. Semoga berhasil. Seorang Jenderal yang dulu berdiri di bawah bayang-bayang pohon cemara Bandara Timika ketika merangkul semangat anak buahnya, kini bersiap merangkul seluruh anak bangsa. Bertekad membawa bangsa ini menuju masa depan yang gilang-gemilang!
Semoga berhasil dan sukses selalu.
Amin Ya Robbal Alamiinn.