Mohon tunggu...
Tengils
Tengils Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kumpulan penikmat aksara

Berkreasi dalam kreatifitas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merdekaku di Dalam Mangkok

2 Juli 2020   23:05 Diperbarui: 30 Agustus 2020   00:57 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di jalan, di Apartemen, di Kelapa Gading, Pondok Indah. Jakarta dini hari. Langit merobek dada, tergilas puluhan angka.

Matanya mungil, di bawah Tugu Monas ia berkaca-kaca; menunggu.
Dari balik pagar menghadap Istana.
Berebut angin di bawah kesemakmuran.

Tubuh ringkih, di tangannya sebuah mangkok palstik bertulisakan, lapar

Ibuku seorang pelacur, sedang bapaku tak jelas siapa, sebab mereka berganti-ganti wajah.

Aku di sini, dibesarkan kemaruk jalan. Menyesap puting  halte, berpeluk dengan bahu jalan.
Aku bukan korban, mungkin ibuku tak mengenali siapa bapakku sebenarnya.

"Pak! Benarkah mereka memperistri ibuku sebagi lahan adobsi dan aku menjadi yatim piatu."

Di sana ada yayasan, ada rumah duaffa, aku tak berakte, rumahku tak punya sertifikat. Sebab aku tinggal di mangkok ini.

Mangkok ini negeriku
Di sini perutku bicara
Aku lapar!
Masihkah ada di sakumu untuk aku bertahan di generasi yang akan datang?

Aku tidak hina sebab meminta-minta. Mungkin aku sengaja diadakan untuk keindahan kota. Menjadi bunga trotoar, menjadi kembang jalan juga lukisan di tiang jalan tol.

Hidupku bukan dari tanah merdeka, sebab aku tumbuh dari kepingan rupiah yang jatuh di mangkok ini. Aku pemilik apartemen sah gedung itu, sebab saudaraku menjadi penghuni di dalamnya.

Aku memang pejuang hidup, dari jalan aku merdeka, di mangkok nyawaku berada. Bukan ingin mempermalukan wajah untuk ditonton. Adaku sebiji koin sisa belanja yang jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun