Mohon tunggu...
Hery Subroto
Hery Subroto Mohon Tunggu... -

Petani harus modern supaya sejahtera

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teknologi Pabrik Semen Rembang Standar EURO 5

9 Februari 2017   21:02 Diperbarui: 9 Februari 2017   21:07 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu istilah Euro 5 paling tepat untuk industri otomotif dan bukan untuk semen. Karena belum ada acuan teknologi semen di Indonesia yang boleh digunakan, dan sebatas emisi debu maksimal 80 mg/Nm3 yang ditetapkan tahun 1995, tentu sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman. Di tahun 1995 di Eropa mungkin masih Euro 1. Jadi teknologi semen standar EURO 5 hanyalah perumpamaan semata, karena belum ada regulasi yang mengatur di Indonesia. Ibaratnya regulasi baru mengatur telepon kabel, ada individu/perusahaan yang menggunakan telepon satelit.

Standar emisi debu di Eropa sudah sangat ketat dan sebesar 30 mg/Nm3 dengan tingkat konsumsi energi per ton semen juga sangat rendah. Lebih dari itu, ruang pembakaran juga harus bisa “multi feed” yang tidak hanya berbahan bakar minyak, gas atau batubara, tetapi juga bahan bakar berasal dari energi terbarukan seperti biomass dan lainnya. Industri semen rakus akan energi, karena 20% biaya adalah energi yang umumnya berasal dari sumber PLN. 

Namun dengan adanya perkembangan teknologi seperti pemanfaatan panas buang kiln (Waste Heat Recovery Power Generation/WHRPG) maka bisa menghemat sekitar 15% dari total konsumsi listrik.

Berikut desain dan teknologi pabrik Semen di Rembang yang menjadi “the best cement technology di Indonesia”

  • Pabrik terhijau di Indonesia, dengan menyediakan 33 ha area di sekitar pabrik sebagai lahan terbuka hijau. Pertama di Indonesia pabrik semen dengan ruang terbuka hijau paling luas. Bandingkan dengan pabrik Semen Jawa milik perusahaan asing dari Thailand yang dibangun di pingggir jalan raya, tentu ruang terbuka hijau sangat minim, bisa jadi kurang dari 1 hektar.

pabrik Semen Jawa tidak ada lahan terbuka hijau
pabrik Semen Jawa tidak ada lahan terbuka hijau
  • Pabrik pertama yang menggunakan “Down Hill Long Belt Convenyor” dengan teknologi regeneratif drag system sepanjang 5 kam, dengan teknologi yang memanfaatkan ketinggian dan energi kinetik, alat ini mampu menghasilkan listrik sebesar 0,5 MW, sehingga mampu menghemat listrik 20% dari long belt conveyor yang umumnya digunakan di Indonesia. Pembangunannya bahkan tidak menebang pohon, dan dibeberapa titik dibangun dengan ketinggian 30 m dari tanah karena melewati pohon langka yang menjulang tinggi. Pengangkutan tidak menggunakan dump truk untuk menghindari debu transportasi dan potensi terjadinya kecelakaan karena masyarakat melewati jalan tambang.
  • Dual system penangkap debu : menggunakan secara bersamaan teknologi elektrostatic precipitator (EP) dan Main Bag House Filter yang menyaring debu dibawah 30 mg/Nm3. Keunggulan lainnya adalah jika terjadi “shutdown listrik” yang menyebabkan matinya EP, maka debu tidak akan terlepas keluar karena ditangkap Main Bag House Filter.
  • Isu lingkungan pabrik semen adalah pengunaan air. Menyadari hal tersebut Pabrik Semen di Rembang didesain mampu menghemat air pendingin di preheater sebesar 30%.
  • Water Treatment Plant (WTP) terintegrasi yang mengolah air hujan sebagai pendingin pabrik dan kebutuhan air sehari-hari. Penggunaan teknologi reverse osmosis (RO) menjadikan air hujan yang ditampung dapat diolah menjadi air yang bisa diminum.
  • Teknologi terbaru dengan 5 stage preheater mampu menghemat konsumsi panas sebesar 20 Kcal/kg Klinker sehingga mengurangi penggunaan batubara sebesar 10.000 ton/tahun. Manfaat yang diperoleh adalah mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 80.000 ton CO2 pertahun
  • Menggunakan teknologi vertikal mill yang mampu mengurangi konsumsi energi sebesar 30% dibandingkan teknologi horizontal mill yang saat ini menjadi standar di Indonesia (paling banyak digunakan)

koleksi pribadi
koleksi pribadi
  • Konsumsi energi kurang dari 90 kWH/ton, sedangkan teknologi yang digunakan pabrik semen yang ada di Indonesia umumnya konsumsi energi sekitar 120 kWH/ton.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun