Mohon tunggu...
Aprizal Junaidi
Aprizal Junaidi Mohon Tunggu... ASN -

Menyukai Semua Hal Tentang Laut, dan Berupaya menjadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lamun - Duyung, Dari dan Untuk Kita

22 Mei 2018   06:08 Diperbarui: 28 Mei 2018   11:56 2539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dscp indonesia

Tapi ironinya, dari data yang dikeluarkan LIPI (2017), diketahui bahwa dari 1507 Km2 luas padang lamun yang ada di Indonesia, hanya 5% tergolong sehat, sisanya diperkirakan rusak / kurang sehat karena disebabkan adanya pengalihan fungsi kawasan pesisir untuk reklamasi, penurunan kualitas air laut karena polutan-polutan yang mencemari laut serta praktik perikanan yang merusak (Destructive Fishing)

Mengingat rendahnya luasan padang lamun yang sehat serta  tingginya ancaman terhadap keberadaan duyung, memaksa pemerintah melalui Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut- KKP, bekerjsama dengan LIPI, IPB dan WWF Indonesia menginisiasi proyek Duyung and Seagrass Conservation Project (DSCP) di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan perhatian serta kesadaran nasional untuk menyelamatkan duyung bersama dengan habitatnya (padang lamun).

Pentingnya peningkatan kesadaran untuk menyelamatkan duyung beserta lamun, secara tidak langsung berkaitan erat dengan manusia itu sendiri. Karena selain sebagai habitat (rumah) duyung serta biota laut lainnya. Lamun beserta vegetasi laut lainnya memiliki kemampuan untuk mereduksi tingginya  CO2 di atmosfer yang menjadi penyebab pemanasan global melalui peranannya sebagai produsen primer di laut (blue carbon).

Diperkirakan lamun dapat menyerap sekitar 55% karbon yang berada di atmosfer,  jauh lebih efektif hingga 100 kali lebih cepat  dan lebih permanen dibandingan hutan daratan yang saat ini mengalami penurunan kemampuan alami dalam menyerap CO2 akibat penebangan hutan yang kian marak terjadi.

Selain itu, lamun juga berperan sebagai perangkap sendimen, peredam arus / gelombang yang dapat melindungi pesisir dari abrasi, serta menjadi tempat pengasuhan berbagai jenis ikan yang merupakan sumber protein bagi manusia.

Dari beberapa fakta yang telah disampaikan terkait ancaman kepunahan duyung dan kerusakan lamun yang sebagian besar dilakukan karena [DARI] tindakan Manusia.

Serta pentingnya lamun sebagai habitat duyung yang juga merupakan salah satu ekosistem laut penopang hidup semua mahluk hidup.

Sudah sepantasnya kita menyebut padang  lamun sebagai rumah bersama. Bukan hanya rumah bagi duyung dan biota laut yang sangat bergantung pada lamun, tapi [UNTUK] kita juga selaku manusia yang menerima manfaat tidak langsung. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita bersama-sama meningkatkan kesadaran untuk menjaga duyung beserta lamun, karena " lamun - duyung : dari kita untuk kita"

Dengan cara :

Tidak melakukan berbagai kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap lamun serta tindakan yang mengacam keberadaan duyung dan mempelajari serta menyebarluaskan berbagai informasi tentang lamun dan duyung (sila klink link-nya) untuk meningkatkan kesadaran orang-orang disekitar kita.

Banjarmasin, Mei 2018  - Aprizal Junaidi  untuk DSCP Indonesia

Sumber : Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut – Kementerian Kelautan Perikanan , LIPI , WWF Indonesia, dan DSCP Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun