Aku menghamba-Nya bagai jiwa tertawan.
Tak ada ikhlas apalagi penuh kesadaran.
Aku hanya melirik-Nya, di kala hatiku sedang pelik atau kehidupanku penuh intrik, saat mencari sepotong suasa penuh selisik.
Bukan maksud hatiku berbantahan. Akulah yang enggan atau DIA yang mulai bosan. Pastilah bukan tanpa alasan.
Sekujur tubuh ini penuh luka yang menganga. Hatiku juga tanpa asa. Engganku masih saja membara. Duh... Ini isi kepala bodohnya sungguh merata.
Aku tahu hariku bakal gagal menghapus jelaga di jiwa dan badan. Mungkin DIA mulai bosan. Ditunggu-Nya di Utara aku melaju kencang ke Selatan.
Â
Â
RTC17, 17 April 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!