Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RTC] Sebelum Semuanya Terlambat

15 Januari 2019   18:47 Diperbarui: 27 Januari 2019   23:45 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Tua 
Baik Nanda Suci Amalia.

Suci Amalia
Terima kasih Prof.

Musafir Kelana
Aamiin Mbak Linda Yuanita.
Baik Pak Tua, terima kasih banyak. Semoga. 

Untung saja saya masih mengingat password FB ini. Hanya ini yang masih tersisa dari kenangan lama. Hingga sekarang bila rindu begitu menggebu, saya masih bisa menikmati senyum dan tatapan ceria kedua mata mungil mereka. Bila saya merindukan sang istri tercinta masih bisa membaca tulisan-tulisan indahnya yang posting di wall miliknya. Ia seorang penulis lepas, semua tulisannya luar biasa bagiku.

Penyair Buta
Percakapan yang seru juga mendatangkan haru. Nanda menyimak, nggih!

Hamidah Bunsiri
Nyimak Minyak? Menyek-menyek 😝 Bumi Hancur? xixixixi

***

Percakapan offline terjadi antara Pak tua dan Suci Amalia, seorang gadis muda yang sangat bersemangat mencari kebenaran. Mahasiswi, baru semester tiga. Ia datang ke alamat yang diberikan Pak Tua, bersama calon suaminya. Mereka akan menikah tahun depan setelah pasangannya itu lulus kuliah. 

Budi Junta Qolbun menatap Suci Amalia lekat. Tatapan seseorang lelaki yang sangat peduli dengan kekasih dan harapan langgengnya hubungan kasih. Mereka bertiga terlibat dalam pembicaraan yang sangat serius.

Pembicaraan di sebuah ruangan tamu yang sangat unik, karena terdapat benda-benda asing yang sama sekali tak dikenali baik Suci maupun Qolbun. Ruang tamu yang memiliki beberapa peralatan canggih seperti layar monitor berupa hologram yang terhubung langsung dengan satelit ruang angkasa milik NASA.

"Ini sebenarnya sangat rahasia. Tapi, sudah saatnya beberapa rahasia harus tersingkap sebagai jalan Tuhan menyelematkan manusia," ujar Pak Tua dengan suara berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun