Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kunang-Kunang Metropolis

12 Januari 2019   12:14 Diperbarui: 13 Januari 2019   08:06 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chintarani mematut dirinya di depan cermin sekali lagi. Rasanya semua sudah fine. Extra fine bahkan. Wajahnya seputih salju, rambut ikal mayang telah dipersiapkan semalam hingga menghasilkan wave yang indah cocok dengan bentuk mukanya. Lipstik dan blush on pink membuat Chinta semakin cantik.

Chintarani merasa puas dengan penampilan glamour sejajar artis dunia. Seksi dan berkilauan. Tas merk Harmless berwarna hitam penuh manik-manik berkilauan dijinjingnya dengan penuh keanggunan.

"Ayo Chinta! Berapa lama lagi aku harus nunggu?" Sarpin bersorak dari luar pagar.

Hampir satu jam menunggu membuat Sarpin kehilangan kesabaran. Satu bungkus rokok telah menjadi puntung yang bernasib malang. Terserak dan terinjak.

"Tunggu, dua menit lagi!" Chinta berseru sembari bergegas menutup tirai biru muda bermotif Bunga Aster kuning. 

Segera Chinta mengunci pintu kamar kontrakan yang berjajar enam buah. Sebuah senyuman dari bibir merah merekah Chinta lemparkan pada Sarpin.

"Huh! Sudah jangan basa-basi! Lain kali kamu naik ojek online saja! Capek tahu nunggu!" 

Wajah cemberut Sarpin benar-benar membuat Chinta kehilangan mood untuk bertanya soal dandanannya kali ini.

"Jangan marah yayang Sarpin. Aku cuma kepengen tampil cantik di acara nanti," tukas Chinta menenangkan.

"Kalau nggak karena mahasiswi cantik itu yang minta antarin kamu, buat acara seminar di kampus, nggak mungkin aku mau," suara Sarpin meninggi.

Perasaan Chinta mulai gelisah. Ini ketiga kalinya ia harus menahan rasa sakit akibat cemburu. Sarpin adalah pria idamannya. Bertubuh tinggi dan berwajah ganteng. Sejak pertama kali bertemu di sebuah kafe kecil milik Sarpin, hatinya terpaut erat. Tak ada lagi ruang untuk Jarwo, Ronny dan Adlan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun