Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wahai Guru

25 November 2018   20:43 Diperbarui: 25 November 2018   21:11 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tolong letakkan dulu gawaimu, bu guru

aku ingin mengadu padamu                    tentang ayah ibu
yang sibuk selalu
hingga kami jarang bertemu

tolong tinggalkan notebookmu, pak guru
lupakan sejenak laporan online_mu
aku ingin bertanya padamu
dari hati ke hati
apa artinya sebuah keluarga
tanpa ada saling bicara?

aku mengerti wahai guru
betapa tugasmu
bertumpuk setiap waktu
administrasi
diklat sana sini
membuang waktu antara kau dan aku

menyisakan letih saat kita bersua
lalu hanyalah ada tenaga sisa
untukmu berkata
kerjakanlah tugas-tugasmu, anak-anak!

aku ingin seperti cerita kakek nenek dulu
kakek nenek rajin mendongeng
untuk ayah ibuku
dongeng yang didengar mereka
dari guru-gurunya dulu, betapa indahnya!

wahai, siapapun pemimpin negeri
yang masih berhati nurani
biarkan kami miliki guru-guru
yang mengajar sepenuh hati
sebagai pelipur lara
bagi kami yang berduka
atas kehilangan kehangatan keluarga
karena ayah ibu kami, katanya
sehari penuh mengabdi pada negeri

wahai pembesar negeri
dengarlah jeritan kami
anak-anak negeri
sebuah generasi
tanpa asah asih asuh

jangan kau heran
bila kelak kami menjelma
menjadi seorang perusuh

ayolah ibu bapak guru
di hari jadimu
kembalikan cahayamu
yang terang benderang
sebagai penunjuk jalan kami
menuju kebenaran hakiki

Bandung, 25 November 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun