Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Uang Transport = Money Politic

27 Juli 2011   01:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:21 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1311737891715040513

[caption id="attachment_125318" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Acara Jakarta Lawyer's Club di sebuah TV swasta Indonesia yang dipandu oleh Bung Karni Ilyas pada tgl 26 Juli 2011 kemarin malam sangat menarik. Bukan pembahasannya saja yang menarik, tetapi "celotehan" di acara itu sangat menarik, khususnya tentang uang yang diberikan kepada peserta Kongres Partai Demokrat & Partai Persatuan Pembangunan pada waktu memilih Ketua Umum. Disinyalir ada banyak uang diberikan kepada peserta kongres untuk memilih seseorang untuk menjadi Ketua Umum. "Money politic" bukan barang baru di dunia perpolitikan Indonesia maupun belahan dunia manapun. Istilahnya pun beragam untuk membuat kesan tidak ada perbuatan yang dilanggar terkait dengan "money politic". Istilah yang populer di Indonesia dengan merebaknya "nyanyian Nazaruddin" adalah "uang transpor" dimana para peserta Kongres Partai Demokrat diperkirakan mendapat "uang transpor" yang "na'udzubillah" jumlahnya. Barangkali nilainya "uang trasnpor" tergantung "jauh-dekatnya jarak tempuh" ...? Sampai suatu ketika ada seorang rakyat kebanyakan bertanya "Emang tiket pesawat/KA/bus di Indonesia sangat mahal ya? Kok uang transpor para politikus mencapaii puluhan hingga ratusan juta?" Mungkin Menteri Perhubungan Republik Indonesia bisa menjawabnya...? Kongres PPP (Partai Persatuan Pembangunan) yang baru saja berlangsung dengan memilih Suryadarma Ali menjadi Ketua Umum untuk kedua kalinya juga "dituduh" oleh seorang pemirsa yang hadir di studio waktu itu (juga seorang advokat) ada "permainan uangnya". Mungkin juga istilahnya "uang transpor" kalau seandainya ditanyakan ke Suryadarma Ali sebagaimana yang juga dikatakan oleh Anas Urbaningrum kepada pers. "Uang transpornya" bisa mencapai Rp 50 juta per orang (per suara?) Luar biasa sekali kalau sampai terjadi pemilihan Ketua Umum sebuah parpol saja sampai menghabiskan milyaran rupiah hanya untuk menyandang jabatan ketua umum. Tentu kalau sudah begini jadinya, tidak mungkin motivasinya untuk memimpin sebuah parpol untuk mengabdi kepada rakyat, bukan? Yang pasti akan mengabdi untuk sebuah "ambisi" yang tersimpan di lubuk hati & sulit orang lain mengetahuinya, kecuali "orang-orang terdekat" yang menaburinya dengan "uang transpor" tersebut. Orang-orang itulah yang nantinya akan "menagih Return on Investment/ROI" seperti yang dilakukan oleh Nazaruddin & "teman dekat" keluarga SBY dalam kasus Century (untuk detilnya baca buku "Cikeas kian menggurita) Kalau sudah terungkap "uang transpor" sampai puluhan s.d. ratusan juta bahkan sampai milyard rupiah. Kok masih saja menyangkal bahwa itu bukan "money politic" .....Terus wajah politikus Indonesia itu masih dibilang jujur & santun? Ada-ada saja.....!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun