Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengkritisi Kerja Polisi di Kasus Mirna

30 Januari 2016   15:38 Diperbarui: 30 Januari 2016   20:05 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sorotan publik atas kasus "kopi beracun" yang menyebabkan Mirna Salihin menjadi korban hingga meninggal dunia bak cerita detektif bersambung. Penetapan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka pada hari Jumat, 29 Januari 2016 dan kemudian ditangkap di salah satu hotel di Mangga Dua Square Jakarta Utara mengundang polemik. Sebab sebelum penetapan status tersangka dan penangkapan atas diri Jessica ini,opini publik dibuat sedemikian rupa oleh media dan tingkah polah para Polisi yang melakukan penyidikan atas kasus Mirna ini. Masing-masing gayung seolah bersambut, terlebih ketika Jessica tampil pula di media untuk membuat pernyataan-pernyataan yang menjadikan opini berkembang sedemikian rupa.

Tulisan ini tidak mau menghakimi siapa tersangka sebenarnya dan pernyataan-pernyataan Jessica di media yang sudah banyak dibahas oleh orang-orang yang mengaku ahli di bidangnya masing-masing. Tetapi justru lebih kepada cara kerja Polisi yang seperti "kejar tayang" alias kejar target untuk menuntaskan kasus ini. Hal ini berbeda sekali ketika kasus pembunuhan aktivis Munir terjadi,dimana berita dan opini publik tidak digiring seperti yang terjadi pada kasus Mirna. Ada apa sebenarnya yang terjadi di kepolisian...?

Entah kebetulan atau hanya karena reka-mereka dari orang-orang yang kurang pekerjaan di Warung Kopi,tetapi dalam awal tahun ini memang sangat kencang berita-berita yang membuat Polisi menjadi "pahlawan" dan patut dibanggakan hasil kerjanya. Dari mulai kasus Mirna,kasus teror di dekat Gedung Sarinah Jakarta yang dibabat habis oleh Polisi-Polisi cakap dengan tewasnya para terduga teroris tersebut, kemudian kasus "babat habis" para bandar/pengedar Narkoba ; Sepertinya negara ini sedang dipertontonkan kehebatan polisi Republik Indonesia. Padahal kasus-kasus tersebut sejak dulu juga sudah sering terjadi dan para polisi mana yang tidak membereskan masalah-masalah pelanggaran hukum di negeri ini?

Kasus pembunuhan sudah sering diberitakan,mulai dari yang dibunuh orang miskin sampai istri simpanan dan dari orang kaya sampai wanita-wanita penjaja cinta di rumah kost,semuanya tuntas dalam sekejap,tetapi kemudian hilang prestasi kerja para polisi tersebut. Kasus penangkapan terduga teroris juga tuntas,dari mulai dari desa atau kota kecil hingga peledakan bom bunuh diri di kota Jakarta ; Bandar narkoba yang mulai dari sembunyi-sembunyi sampai yang terang benderang berada di daerah yang memang sudah diketahui sebagai sarang narkoba juga polisi sudah tahu. Entah kenapa sekarang begitu wah...?

Sebagian publik mulai menduga bahwa "kejar target" dan publikasi yang luas berkaitan dengan persaingan perebutan "prestasi" menuju Trunojoyo-1. Entah dugaan itu salah atau benar, yang jelas ada hal yang perlu dikritisi dari "prestasi" polisi akhir-akhir ini. Sebab semua yang dikerjakan sekarang bukankah juga sudah dikerjakan oleh pendahulu-pendahulunya...? kenapa menjadi heboh dan sengaja dihebohkan?

Semua menuduh media menjadi pembuat heboh,tetapi setelah diperhatikan oleh orang-orang yang jeli melihat situasi akhir-akhir ini. Polisi yang sekarang ternyata juga seperti sedang "mengiklankan diri" ; Lihat saja penampilan mereka ketika sedang membabat habis teroris di dekat gedung Sarinah. Kemudian ada sahut-menyahut di medsos ketika Jessica tampil di media,walau kemudian dibantah oleh si pembuat twitter. Penampilan "dor-doran" membabat bandar narkoba di suatu wilayah yang memang sejak dulu sudah tak asing sebagai "sarang narkoba"; Tiba-tiba dikarenakan ada polisi yang menjadi korban pada waktu melakukan tugas rutin sebagai penegak hukum,maka aksi "dor-doran" jadi berita yang luar biasa. Satu lagi,mendadak sontak sebuah berita penggerebekan besar gudang narkoba di Jepara,sebuah kota kecil di Jawa Tengah oleh BNN yang dipimpin oleh tim dari Komjen.Buwas,hebohnya juga luar biasa. Yang biasa tidak pernah heboh,sekarang benar-benar menjadi heboh dan dihebohkan.

Kasus Mirna mustinya bisa diselidiki seperti kasus Munir,senyap tetapi akhirnya didapat tersangkanya. Walau sampai sekarang yang dianggap sebagai pembunuh Munir tidak pernah mengakui sebagai yang meracuni Munir,bahkan sudah bebas dari hukuman penjara,karena bukti-bukti nya juga mirip dengan kasus "kopi beracun" Mirna ; Namun di kasus Munir,cerita konspirasi atas pembunuhan Munir dengan cerita-cerita hubungan strategis antara Pollycarpus dengan seorang mantan Jenderal begitu nyata diberitakan di majalah investigasi TEMPO,akhirnya publik pun seperti "tersihir" harus percaya kepada cerita konspirasi tersebut. Namun tentu saja hal ini perlu pembuktian,dan sampai sekarang pun istri Munir selalu menuntut cerita itu ditindak-lanjuti tetapi tetap saja pemerintah atau polisi "diam" seribu bahasa.

Tanpa bukti yang kuat dan hanya mengandalkan "kehebohan" opini publik,kali ini kasus mirip Munir terjadi pada seorang wanita muda usia 27 tahun yang baru saja menikah. Akankah Jessica akan menjadi Pollycarpus demi sebuah target yang harus dituntaskan...? Kritik terhadap cara kerja polisi dalam menuntaskan kasus "kopi beracun" ini mulai dipersoalkan. Scientific Investigation yang menjadi andalan para penyidik dan bukan pembuktian yang "menangkap tangan" si pelaku menjadi persoalan serius,sebab polisi bisa jadi kekurangan bukti yang signifikan dalam mengungkap kasus Mirna ini. 

Akhirnya Warung Kopi pun tutup.....Cerita pun belum selesai,masyarakat disuruh berpikir sesuai kapasitasnya masing-masing.

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun