Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasus Yofie: Akhir Sebuah Cerita Misteri Sepekan

12 Agustus 2013   15:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:24 5720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah "konyol" dipakai oleh orang untuk sebuah kejadian atau tindakan yang sia-sia ; Mati konyol artinya mati dengan sia-sia.

Sisca Yofie, perempuan umur 34 tahun yang kematiannya menghebohkan karena diberitakan begitu luar biasa oleh media sebagai "pembunuhan" paling sadis pada saat bulan Ramadhan,yaitu tubuhnya "diseret" oleh 2 orang pengendara motor yang mukanya menggunakan helm "full face" di jalanan yang sepi di kota Bandung pada malam sehabis mahgrib atau berbuka puasa,bahkan mukanya terlihat "dibacok" dan luka-2 di sekujur tubuhnya akibat terseret sepeda motor tersebut ; CCTV yang berhasil merekam aksi dua pengendara motor tersebut menyeret tubuh Sisca Yofie membuat orang yang menyaksikan menjadi geram dan marah. 1001 dugaan muncul akibat tewasnya Sisca Yofie,apalagi akun Facebook-nya penuh dengan kalimat caci maki kepada seseorang,dugaan unsur dendam dan sakit hati serta dibunuh oleh pembunuh bayaran,bahkan dihubungkan dengan profesinya yang belakangan direpotkan dengan "debt collector" muncul penuh misteri.

Tetapi apa yang terjadi setelah 1 orang pengendara sepeda motor tersebut menyerahkan diri ke Polisi dan disusul dengan ditangkapnya pembonceng sepeda motor yang menjadi "dalang" kematian Sisca Yofie..? Sungguh cerita misteri kematian Sisca Yofie ini menjadi anti klimaks dengan tertangkapnya 2 orang pengendara dan pembonceng sepeda motor yang aksinya terrekam oleh sebuah CCTV.
Ternyata semua ini akibat aksi penjambretan yang dilakukan oleh pembonceng sepeda motor yang ingin memiliki tas Sisca Yofie. Akibat mau mempertahankan diri merebut tasnya,maka Sisca Yofie malah terseret sepeda motor yang dikendarai oleh kedua orang tersangka tersebut,karena rambutnya masuk ke gir roda motor. Rasa panik membuat pembonceng itu berusaha menebas rambut Sisca Yofie,tetapi golok atau pisaunya malah terkena wajah ayu Sisca Yofie. Itulah cerita yang dikembangkan oleh dua tersangka yang sekarang ini sedang berada di tahanan Malporestabes Bandung.

Mempertahankan diri dan berusaha merebut tas adalah sebuah tindakan spontan atau reaksi refleks seseorang bila barang miliknya direbut atau dirampas oleh orang lain. Dari 10 orang yang berusaha direbut/dirampas barang bawaannya (tas atau sejenisnya),hanya 3 orang yang secara refleks akan melepaskan bawaannya ; Artinya 70 % orang akan secara otomatis mempertahankan barang bawaannya. Tetapi bila seseorang menyadari bahwa barang bawaannya sedang dirampas,misal barang bawaan tersebut berada di suatu tempat (misal mobil,dsb) dan kemudian dirampas atau dijambret,ternyata hanya 30% yang mau melakukan tindakan pengejaran dan berusaha merampas kembali barangnya ; Umumnya orang lebih suka berteriak minta pertolongan sambil mengejar perampas daripada harus berkelahi dengan orang yang merampas barangnya.

Kejadian yang menimpa Sisca Yofie itu harus diperjelas melalui rekontruksi,apakah Sisca Yofie pada saat itu mempertahankan diri pada saat sedang membawa tas-nya ataukah tas yang mau dirampas berada di dalam mobilnya dan baru dirampas oleh tersangka,kemudian dikejar setelah tersangka membawa tasnya...? Inilah yang perlu di reka ulang oleh Polisi nantinya.

Kedua reaksi Sisca Yofie dalam mempertahankan tasnya akan membuktikan apakah kematiannya merupakan kematian yang konyol alias sia-sia belaka. Perlawanan terhadap penjahat harus dilakukan dengan cerdik dan tidak perlu mengorbankan nyawa sendiri. Reaksi pengendara mobil di kota Medan yang menabrak perampok/penjambret yang mengendarai sepeda motor beberapa waktu yang lalu patut dipuji kecerdikannya, sebab pengendara mobil melakukan aksi mengejar perampok dengan mobilnya dan menabrakkan mobilnya ke sepeda motor yang dikendarai oleh 2 orang perampok tersebut. Walau akhirnya mobilnya rusak berat,tetapi perampok tersebut akhirnya tewas dan kematiannya sudah setimpal dengan perbuatannya.

Penjahat yang melakukan aksi perampokan atau perampasan tentu pasti memperlengkapi dirinya dengan senjata,entah itu senjata tajam atau senjata api ; Bahkan terkadang mereka terdiri dari sebuah komplotan yang bukan hanya seorang atau dua orang saja,tetapi mereka cukup banyak untuk memgatur strategi membuat temannya kabur atau melukai korbannya. Penjahat yang sukanya merampas/menjambret atau merampok korbannya umumnya tidak bermaksud membuat korbannya tewas,kecuali memang penjahatnya sangat kejam. Oleh karena itu mempertahankan barang miliknya tanpa berpikir cerdas justru akan membuat nyawa sendiri hilang sia-sia. Pelajaran penting yang perlu dilengkapi oleh semua orang adalah tidak perlu mempertahankan miliknya dengan merasa "bisa" melawan ...!

Lakukan apa yang bisa anda lakukan untuk melumpuhkan penjahat tersebut tetapi tidak dengan cara mengejar memakai tangan kosong. Hindarkan kematian sia-sia,sebab barang atau benda berharga bisa dicari,sedang nyawa tidak mungkin kembali...! Janganlah kasus Sisca Yofie dan kasus-2 yang mirip dengan kasus tersebut terus terulang di negeri ini......Penjahat terus akan mengincar korbannya,langkah waspada dan cerdik akan membuat kita selamat mengatasi kejahatan ....!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun