Mohon tunggu...
Ardipri
Ardipri Mohon Tunggu... Petani - Opini

Opini publik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Eliminasi Hidup

19 Mei 2019   16:23 Diperbarui: 19 Mei 2019   16:25 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu berdetik perlahan

Titik lokasi tak berjalan

Kaki terus tertahan
Umur semakin menua perlahan

Menyublin hilang warna rambut
Formalin tak mampu mengawetkan
Kulit berkerut menyusut
Pandangan hilang punah

Tatap tak terkordinasi
Menyebar tak terindikasi
Menghirup oksigen penuh polusi
Esok mungkinku akan mati

Berjas gagah rapi
Sepatu hitam menapak lirih
Gedung tinggi berdiri
Itulah saat aku banggakan diri

Aku tak temukan jawaban
Aku tak rasakan nyaman
Rasakan keindahan
Rasakan ketenangan

Logaritma matematika
Aljabar dan sistem perkalian
Masih teringat di pikiran
Masih bangga atas ingatan

Masa aku lupa tertua
Hina lumpuh melemah
Sendi tak lagi terkendali
Dan otak tak lagi bekerja

Aku tua rasa hilang
Sesuap nasi tak mampu aku tuang
Sepasang sandal tak terkenakan
Dua bola mata tak menerangkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun