Ketika jiwa terobsesi oleh ambisiÂ
Menggapai dunia yang nisbiÂ
Penuh dengan rekayasaÂ
Hingga hilanglah nurani.
Lihatlah jiwamu terseok-seok menuruti kehendak nafsu yang panas membakar.Â
Belenggu yang memaksamu selalu untuk berkamuflase.Â
Merubah peran hanya dalam sekejap saja untuk kemudian berubah lagiÂ
Aku hanya melihat jiwamu yang sebenarnya sangat letih. Mengeluh untuk segera keluar dari lingkaran dungu.
Bahkan segala yang nampak adalah semu belaka.Â
Hatimu menjadi keras seperti batu. Tanpa bisa merasakan indahnya kasih sayang. Mungkin yang ada dalam pikiranmu semua adalah lawan bagimu.
Sesungguhnya tidak.