Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lewat Semilir Angin dalam Dekapan Rindu

16 Januari 2021   21:10 Diperbarui: 16 Januari 2021   21:13 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai angin yang bersemilir sepi 

Berhembus menerpa dikeheningan malam.

Suaramu syahdu dan mendalam. Bilakah aku ingat waktu yang telah berlalu. Terkubur oleh zaman yang selalu berganti. 

Sejenak bisikanmu hantarkan aku pada sepenggal cerita. Yang padanya selalu membuat aku rindu. Ingin mengulang kembali masa silam.

Wahai angin yang sejuk kan aku.

Terhampar sejenak dalam selimut lamunan. Mengitari pikiranku sekejap demi sekejap. Hingga bersemayam penuh kehangatan.

Bilakah aku sentuh dengan lembut, semua akan penuhi aku dengan seribu harapan. 

Segenggam harapan untuk bisa di gapai dengan jemari. Begitu luas dan dalam tautan hati ini. Terlalu jauh untuk bisa di tebak.

Wahai angin yang selimuti aku.

Kuhantarkan rindu untuk sekali lagi. Biarlah terbang menuai harapan-harapan. Menggapai seribu mimpi dalam dekapan asa.

Di serambi hati ini, ku hantarkan pandangan jauh menembus cakrawala. Meniti langit biru mengitari jiwa yang sedang bersenandung. 

Wahai angin penghantar rindu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun