Mohon tunggu...
Teguh Ruswono
Teguh Ruswono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Your Voice Your Choice

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alam Adalah Rumah Kami

29 November 2024   22:38 Diperbarui: 29 November 2024   22:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nobar Film "17 Surat Cinta" di SMAN 26 Tebet (Doc.Pribadi)

Masih ingat lagu "Kemarau" yang dipopulerkan oleh band The Rollies tahun 1979? Bagi yang pernah mengalami era musik dengan sentuhan funk dan unsur brass section pastinya tidak asing dengan lagu ini. Lagu ini meraih penghargaan Kalpataru pada tahun 1979 dari Menteri Lingkungan Hidup saat itu Prof.Dr.Emil Salim karena dinilai kuatnya lirik dalam memberi perhatian pada masalah lingkungan hidup.

Sepenggal bait "Mengapa, mengapa hutanku hilang dan tak pernah tumbuh lagi," menyuarakan kegundahan mendalam akan kondisi hutan di Indonesia yang sangat mengkhawatirkan. Dihadapkan dengan kondisi hutan dan lingkungan saat ini tahun 2024, maka kondisi hutan di Indonesia terus mengalami kerusakan yang semakin parah. Deforestasi (penggundulan hutan) tahun 2017-2021 dengan nilai rata-rata 2,54 juta ha/tahun (Forest Watch Indonesia, Januari 20, 2024) bukanlah suatu hal yang bisa diabaikan begitu saja.

Lagu "Kemarau" The Rollies itu kini seakan dihidupkan kembali dalam bentuk visual dalam sebuah film dokumenter berjudul 17 Surat Cinta karya Dhandy Laksono. Dalam acara nonton bareng (nobar) yang diselenggarakan oleh Alumni SMA Jakarta Bersatu (ASJB) berkolaborasi dengan IKAL (Ikatan Alumni) SMAN 26, Davoice Radio, Komite dan Pepala (Pelajar Pecinta Alam) Alumni SMAN 26 pada Jum'at 29 November 2024 di Aula Sekolah SMAN 26 Tebet, kerusakan hutan di Indonesia tergambar begitu jelas. Apapun alasannya dibalik kerusakan hutan tersebut, realitas ini tidak bisa dipungkiri.

Dalam sambutannya sebelum acara nobar dimulai, RA Jeni Suryanti Ketua Umum ASJB menjelaskan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat julukan 'paru-paru dunia' karena Indonesia mempunyai kawasan hutan hujan tropis yang luas (nomor 3 di dunia menurut World Resources Institute), dan dikenal sebagai Zamrud Khatulistiwa.

Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun telah menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara drastis dan terjadi terus menerus.  Faktor utamanya adalah semakin merebaknya penebangan liar, alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan pemukiman, kebakaran hutan serta eksploitasi hutan yang merupakan penyumbang terbesar. Sesuai Wikipedia, saat ini Indonesia telah kehilangan 72% dari hutan aslinya.

"Hutan merupakan salah satu solusi penting untuk mengatasi perubahan iklim. Hutan hujan tropis membantu menjaga kestabilan curah hujan, sekaligus berfungsi sebagai penyangga terhadap banjir, kekeringan, dan erosi. Oleh karena itu,  ASJB  sebagai salah satu elemen masyarakat yang visi misinya sangat berorientasi mempertahankan konsensus kebangsaan  mengajak seluruh masyarakat Indonesia umumnya, para alumni dan para siswa SMA dan sederajat khususnya untuk berkolaborasi melakukan sosialisasi pentingnya membangun kesadaran dan aksi nyata demi kelestarian hutan yang kita cintai. Bumi, adalah Ibu yang memberikan segalanya bagi kehidupan kita," ujar Jeni (Jakarta, 29/11/2024).

 

Jeni juga sangat mengapresiasi atas dukungan sekolah SMAN 26, Komite dan IKAL SMAN 26, Pepala SMAN 26 serta Davoice Radio, yang telah menyelenggarakan film dokumenter 17 Surat Cinta pada hari ini 29 November 2024 di Aula SMAN 26, dengan melibatkan para siswa kelas X & XI, sebagai penerus bangsa di masa depan. Ia juga berterima kasih kepada Ibu Happy Farida Djarot anggota Komite 2 DPD RI yang menyempatkan hadir untuk memberikan semangat kepada para penonton.

Menurut Herawan Setyadi Ketua IKAL SMAN 26 selaku penyelenggara acara, dipilihnya tanggal 29 November 2024 karena dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia.  Menurutnya film dokumenter yang dibuat oleh Ekspedisi Indonesia Baru yang bekerja sama dengan berbagai organisasi lingkungan seperti Auriga Nusantara, Forest Watch Indonesia,Yayasan HAkA, Greenpeace Indonesia dan Pusaka Bentala Rakyat sangat edukatif, terutama pemahaman pentingnya menanam pohon sebagai upaya menanggulangi kerusakan hutan di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Happy Djarot, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite II yang turut hadir menjelaskan fungsi dan tugas Komite II DPD RI yang berkaitan dengan lingkup tugas pengelolaan sumber daya alam serta menyemangati para siswa-siswi untuk terus menjaga alam dan peduli terhadap lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun