Mohon tunggu...
Teguh Muslim
Teguh Muslim Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menekuni bidang ilmu pengetahuan dan lingkungan hidup

Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mencegah atau Mengatasi Banjir: Ide Solusi Membangun Rumah/Pemukiman Bersahabat dengan Banjir

12 Juli 2020   12:38 Diperbarui: 12 Juli 2020   12:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Banjir menjadi masalah/bencana besar selain gempa bumi. Banjir yang seharusnya bisa dicegah, tetapi tidak dengan gempa bumi dan erupsi. Karena banjir bukan semata-mata bencana dari alam (alam sebagai kambing hitam). 

Lupa atau gak ngerti, Manusia merupakan bagian utama dari alam yg bisa ngapa2in sesukanya. Perbuatan manusia yang menyebabkan banjir, sengaja atau tidak sengaja. 

Populasi manusia yang mendorong perubahan lahan untuk perumahan terutama (kota). Bantaran sungai dan area tangkapan air relatif lebih murah dan praktisi untuk pemukiman. Area tangkapan air boleh saja dimanfaatkan dengan memperhatikan lokasi jalan dan berkumpulnya air. 

Mungkin arsitektur lingkungan bisa memberikan solusi/rekomendasi. Tipe rumah panggung (tempo dulu) mungkin bisa diadopsi. Rumah2 panggung dan rumah terapung di daerah hulu (Kalimantan) di bangun untuk bersahabat dengan alam (air), bukan menentang alam. 

Kearifan lokal di pedesaan saat ini pun mulai tergerus bahkan beralih ingin seperti di kota. Rumah2 permanen/semi permanen  berbahan beton sudah banyak dijumpai di desa. Perubahan itu terjadi mungkin agar terlalu lebih modern dan memang bahan baku kayu sudah sulit dan mahal. 

Di satu sisi, pelestarian hutan/pohon mungkin bisa terjaga. Hutan/pohon sudah terlanjur menjadi kayu tidak bisa ditanam lagi, sementara pemukiman kian bertambah. 

Lalu bagaimana cara mengatasi banjir, karena upaya mencegah sudah sangat sulit dilaksanakan (terlanjur basah). Mengapa banjir menjadi masalah? Karena tidak datang sekali seumur hidup. 

Banjir berulang yang menjadi masalahnya. Sampai-sampai ada kota di Kalimantan Timur memiliki jargon banjir "kamu orang baru disini, jadi heran kenapa banjir" yang maksudnya adalah banjir itu hal yang biasa dan menjadi kebiasaan. Tetapi tetap saja membawa masalah dan masyarakat terus "bersuara" dan menyalahkan pemimpin. Boleh saja, tetapi harus sadar diri juga. 

Penulis bukan arsitektur, hanya menawarkan ide (koreksi bila salah). 

1. Banjir tidak datang sekali

2. Pengalaman banjir bisa menjadi langkah mengatasinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun