Mohon tunggu...
Teguh Liswanto
Teguh Liswanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bukan jurnalis, bukan penulis. hanya berbagi opini.\r\nBekerja Wiraswasta untuk menyambung hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perilaku Pendukung Mewakili Sifat yang Didukung

4 Juli 2014   00:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:35 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_331880" align="aligncenter" width="500" caption="capture metrotvnews.com"][/caption]

Kalimat diatas terucap oleh Anies Baswedan ketika diwawancara oleh Metrotvnews.com. Meskipun saya pribadi tidak setuju menyamaratakan sikap pendukung dan yg didukung karena mereka adalah pribadi yg berbeda. Pendukung bukanlah individu-individu yg mempunyai pemikiran yg sama dan kadar kecerdasan emosional yg sama. Sikap dan perilaku mereka bisa sangat berbeda tergantung tingkat kecerdasan masing-masing.

Ada pendukung yg sangat fanatik sehingga menutup logikanya. apapun yg datang kepada Capresnya akan dilawan. Mereka tidak peduli apa substansinya yg penting melawan yg tidak sejalan.

Ada pendukung yg cerdas sehingga selalu menyaring apapun yg datang menghadang. Kritik dan fitnah tidak membuat mereka bereaksi berlebihan yg akan merugikan diri sendiri.

Bahkan ada pendukung yg sangat santai dan cuek dengan apapun kegaduhan politik yg terjadi karena sudah yakin dengan pilihannya. Pendukung seperti ini adalah pendukung paling aman dan tentram hehehe...

Kembali ke pernyataan Anies Baswedan merupakan wujud dari pilihan politiknya saat ini. Pernyataan itu sengaja dilontarkan Anies Baswedan untuk menjustifikasi perilaku lawan politiknya. yaitu Prabowo-Hatta.


"Terus jika ini dikatakan, 'oh ini kan bukan dikerjakan oleh tim', harus dengan tegas saya katakan. Siapapun yang menggunakan kaos, pin, topi, bernama calonnnya, maka ia secara moral mewakili cara berpikir dan cara bekerja calon yang didukungnya," ucap Anies di kantor MetroTV, Jalan Kedoya Raya, Kedoya, Jakarta Barat, Selasa (1/7/2014).

Dalam masa Kampanye seperti saat ini, sangat mungkin terjadi kampanye hitam dan kampanye negatif yg dilakukan oleh kedua kubu. Kedua kubu disini tidak serta merta adalah para timses masing-masing tetapi bisa saja hanya relawan atau pribadi yg memang tidak suka salah satu calon secara berlebihan. Kemungkinan paling buruk adalah kubu ketiga yg sengaja menciptakan masalah dan adu domba.

Ketika membaca berita bahwa Sekjen PDIP Tjahyo Kumolo memerintahkan kader PDIP untuk mengepung Kantor TV One dan bahkan di Jogja sudah melakukan penyegelan dengan dibumbui hiasan dinding menarik. Alasan Tjahyo Kumolo memerintahkan kader PDIP melakukan pengepungan dan penyegelan kantor berita karena merasa PDIP dilecehkan dan difitnah TV One adalah konyol.

Ini jelas tindakan salah. Bagaimana bisa seorang sekjen partai besar tidak melakukan upaya yg lebih terhormat dan elegan untuk melawan fitnah yg dilempar oleh TV One.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun