Mohon tunggu...
Teguh Arief Septyawan
Teguh Arief Septyawan Mohon Tunggu... -

Seorang pembelajar Sepanjang Zaman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kerut Dahi Jokowi (yang Semakin) “Mengerut”

19 Maret 2014   23:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebenarnya suka atau tidak suka sebagai rakyat toh kita sering memperhatikan siapa pemimpin kita. Terlepas tokoh tersebut adalah bukan idola kita, tapi karena media sering membicarakan dan memberitakannya mau tidak mau kita melihat sepak terjang pemimpin kita via media, apakah itu media massa atau televisi.

Diantara salah satu pemimpin kita yang menjadi idola media adalah Jokowi. Kenapa Jokowi?karena terlepas ini adalah settingan media untuk mempopulerkan dirinya atau tidak, tampaknya Jokowi lebih populer dibandingkan Gubernur mana pun di Indonesia.

Namun belakangan ini saya melihat ada perubahan yg signifikan dari seorang Jokowi ketika dulu menjabat sebagai Walikota Solo dengan posisi sekarang menjadi Gubernur DKI Jakarta. Perubahan yang nyata terlihat kasat mata, namun luput pengelihatan orang yaitu kerut. Loh kenapa kerut ?

Karena saat skripsi saya menggunakan metode Semiotika, jadi metode inilah yang saya jadikan patokan melihat kerutan yang menggelantungi dahi/jidat Jokowi belakangan ini.

Semenjak mendapatkan amanah dari rakyat untuk memimpin Jakarta, saat media gencar mengekspos kinerja Jokowi dari hari pertama hingga 100 harinya, saya koq memperhatikan Jokowi selalu berbicara sambil mengerutkan dahinya. Apalagi ketika saat media mencecar bagaimana solusi Jokowi membenahi macet, banjir, kemiskinan, dll, kerutan dahi Jokowi semakin terlihat jelas, apa sebenarnya makna dari kerutan dahi Jokowi ?

Saya membandingkan ekspresi dahi Jokowi saat dulu Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo, dimana saat diwawancara media massa dan televisi raut muka dan dahi Jokowi nyaris tidak ada kerutan sama sekali bahkan senyum yang dilemparnya pun senyuman lepas.

Menurut saya yang awam ini, kerutan yang terjadi itu memandakan bahwa dirinya seperti terbebani atau berfikir keras dengan permasalahan yang dihadapi oleh Jakarta dan bingung untuk memulai dari mana menyelasaikan permasalahan Jakarta yang kata orang ini sudah akut.

Alhasil gestur kerutan itulah yang hendak disampaikan kepada masyarakat bahwa memimpin Jakarta itu bebannya luar biasa hebat, sama seperti halnya ketika David Moyes memimpin Manchester United.

Namun rupanya gestur tubuh Jokowi itu tidak ditangkap oleh pimpinan pusat PDIP, partai dimana Jokowi bernaung, serta rakyat yang memuja-muji dirinya dari media untuk ikut bertarung dalam pemilihan presiden 2014 ini.

Entah terpancing sm bujukan Megawati apa terlalu pede karena hasil survei menunjukan dirinya yang layak menjadi Presiden berikutnya, Jokowi bersedia untuk maju dalam petarungan pemilihan presiden.

Saya khawatir, jika memimpin Jakarta saja Jokowi kerutan didahinya terlihat, apalagi memimpin Indonesia yang notabene banyak pekerjaan rumah bagi pemimpinnya.  Alhasil jika Jokowi terpilih menjadi Presiden, maka akan dipastikan saya dan juga mungkin rakyat lainnya akan semakin melihat kerutan dahi dari seorang Jokowi.

Dan semoga saja kerutan itu pertanda dirinya betul2 bekerja keras dan berfikir untuk kemajuan bangsa, bukan sebuah kerutan atas ketidakmampuan dirinya memimpin bangsa ini dan juga kerutan atas terbebaninya diri memenuhi kemauan partainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun