Mohon tunggu...
Teguh Adi
Teguh Adi Mohon Tunggu... Wiraswasta - berpikirlah maka akan hidup

saya berpikir maka saya ada by Rene Descartes dan salah satu hasil dari berpikir adalah menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Jokowi untuk Memenangkan Pilpres 2019 bernama "Infrastruktur"

11 September 2017   18:17 Diperbarui: 11 September 2017   21:37 3670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pelaksanaan Pemilu legislatif dan Presiden masih dua tahun mendatang namun kasak-kusuk politik sudah mulai dilakukan dengan tujuan mencari dukungan maupun untuk menyerang kandidat-kandidat yang dianggap membahayakan eksistensi dari partai maupun tokoh-tokoh besar. Rakyat tidak kalah pusing dengan para pengamat maupun praktisi politik, mereka ikut menerka siapa kandidat yang layak untuk menantang Jokowi dalam perebutan kursi presiden periode 2019-2024 maupun sekedar mendampingi Jokowi untuk periode kedua. 

Beberapa waktu lalu rakyat banyak yang dikejutkan dengan pertemuan mantan Presiden SBY dengan mantan penantang Jokowi dalam Pilpres 2014 kemarin "Prabowo". Ada pula yang sudah memulai hitung-hitungan politis jika Jokowi menggandeng AHY dalam Pilpres, paska pertemuan AHY dengan Kaesang dan Jokowi. Semua prediksi pengamat maupun masyarakat bisa saja benar terkait siapa penantang Jokowi dalam Pilpres 2019 maupun siapa penantang Jokowi 2019 mendatang.

Diakui atau tidak nama Presiden Jokowi menjadi satu nama yang layak untuk diperhitungkan dalam perebutan kursi presiden 2019 mendatang. Hal inilah yang kemudian membuat para tokoh-tokoh politik dari pimpinan partai politik tidak gegabah untuk mendeklarasikan diri sebagai penantang Jokowi. Jokowi 2017 berbeda dengan Jokowi 2014 dimana banyak masyarakat yang meragukan kepemimpinan Jokowi yang diprediksi tidak akan mampu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mandiri dan hanya sebagai penyambung lidah "si moncong Putih" partai pengusungnya dalam Pilpres. 

Jokowi kini mampu menunjukan kapasitasnya sebagai seorang presiden dengan kebijakan-kebijakan yang luar biasa khusnya dibidang infrastruktur. Meskipun banyak rakyat yang juga mengeluhkan kebijakan infrastruktur besar-besaran yang dilakukan oleh jokowi karena menghabiskan anggaran negara yang tidak sedikit dan secara signifikan meningkatkan utang negara. Namun kemudian masyarakatpun seakan memaklumi utang yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi setelah merasakan perubahan besar jang dilakukan oleh jokowi Khususnya di bidang Infrastruktur.

Meskipun sebenarnya banyak infrastruktur yang dilakukan dibawah pemerintahan Jokowi sudah di konsep dan direncanakan jauh sebelum Jokowi menjabat sebagai Presiden, namun Jokowi berani merealisasikan sebagian besar perencanaan infrastruktur tersebut dengan target penyelesaian yang terbilang cukup cepat. 

Ada beberapa infrastruktur yang ditargetkan harus selesai sebelum masa jabatannya yang pertama berakhir pada tahun 2019. Target pencapaian tersebut cukup menunjukan komitmen Jokowi untuk membangun Indonesia tidak hanya sekedar membangun pulau Jawa, karena pemerintahan Jokowi ini juga menargetkan pembangunan besar-besaran diluar Jawa. Pulau Sumatera, kalimantan, Sulawesi merupakan beberapa contoh pulau yang dijadikan target pelaksanaan pembangunan.

Rencana pemindahan Ibukota negara ke Kalimantan yang pernah di gagas oleh Presiden Pertama republik Indonesia sang Proklamator Ir. Soekarno kembali di gaungkan oleh presiden Jokowi. Tidak kurang dari tiga daerah dikaji untuk merealisasikan perpindahan ibukota negara. Pembangunan infrastruktur besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintahan Indonesia tentunya selain memiliki tujuan strategis guna meningkatkan daya saing bangsa kita dimata Investor asing karena masuk tidaknya investasi asing ke negara kita juga sangat dipengaruhi oleh mumpuni tidaknya infrastruktur yang dimiliki oleh negara kita, miris rasanya kalau kita menginginkan banyak investasi masuk ke negara kita namun pasokan listrik belum merata, tentunya akan mengganggu operasinal khususnya dibidang industri, belum lagi kondisi jalan yang kurang memadai khususnya diluar pulau Jawa padahal mayoritas bahan baku industri dari luar pulau Jawa. Dari gambaran ini maka terang saja kalau pemerintah dibawah kepemimpinan Jokowi menjadikan infrastruktur sebagai kebijakan utama dan pertama yang harus segera dibenahi pemerintah.

hal lain yang didapatkan pemerintah khususnya Jokowi sebagai presiden tentunya adalah kepercayaan dari masyarakat. Meskipun memang selama ini infrastruktur yang difokuskan oleh Jokowi lebih menggerakkan sektor makro dan kurang secara langsung berdampak pada masyarakat kecil. Tapi paling tidak masyarakat merasakan atau dapat melihat perubahan sebelum dan sesudah dipimpin seorang Presiden bernama Jokowi ini. Kepercayaan dari masyarakat sangat penting artinya bagi Jokowi terutama dalam perebutan kursi Presiden periode 2019-2024 mendatang. 

Rakyat kita pun menyadari bahwa pergantian Presiden akan berdampak kepada pergantian kebijakan dan hal ini akan berdampak buruk pada kebijakan di bidang infrastruktur yang sudah dilaksanakan oleh Jokowi di masa jabatannya yang pertama. Bisa saja Presiden yang baru menganggap apa yang dilakukan oleh Jokowi tidak memiliki dampak positif. Hal tersebut bukan hal baru dimana pergantian presiden akan mengakibatkan perubahan kebijakan.

Kebijakan Jokowi untuk mengutamakan pembangunan merupakan salah satu strategi yang layak dicontoh oleh para incumbent baik dalam Pilkada maupun Pilpres karena dengan pembangunan maka masyarakat dapat merasakan dengan jelas hasil kinerja selama periode sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun