Mohon tunggu...
Teguh Yuswanto
Teguh Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Suka belajar hal baru

jurnalis dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mbah Muhir

25 Februari 2019   16:09 Diperbarui: 25 Februari 2019   16:26 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak buka praktek sebagai paranormal setahun lalu, Mbah Muhir, begitu masyarakat sekitar biasa memanggilnya, kini telah dibanjiri pasien. Mereka datang  dari berbagai penjuru. Bahkan saat ini, bukan hanya dari tetangga desa yang berkonsultasi. Pasien dari kota besar semisal Jakarta, Surabaya pun banyak  juga.

Macam-macam  keluhan  mereka. Ada yang minta dibantu agar bisa lolos jadi anggota dewan, beberapa pasien  minta dagangannya laris,  jodoh, sekolah, ada juga yang menanyakan  barang hilang. Ada juga yang berobat karena sakit medis maupun non medis, semisal pengaruh guna-guna atau santet. Khusus untuk hari Sabtu,  Mbah Muhir tidak buka praktek.  

Karena telah berkiprah dalam dunia supranatural cukup lama, Mbah Muhir sudah bisa menggolongkan tipe pasien yang datang kepadanya. Menurut Mbah Muhir, pasien yang datang dari kota besar biasanya bertanya seputar karier dan politik. Utamanya bertanya bagaimana caranya mendapatkan dukungan banyak.

Dan pasien politik ini biasanya akan banyak pas bertepatan musim pemilu, seperti saat ini. Kalau pelajar biasanya datang menjelang ujian nasional atau masuk ke perguruan tinggi. Sedangkan pasien yang berasal dari tetangga desa, kebanyakan mengeluh seputar kehilangan hewan ternak seperti sapi dan kambing.     Ada juga yang mengadu lantaran istrinya kabur.

Cara Mbah Muhir menangani persoalan pasiennya memang cukup masuk di akal. Sehingga mereka mengaku merasa cocok dengan  solusi yang ditawarkan Mbah Muhir. Yang membuat Mbah Muhir dibanjiri banyak pasien, salah satunya,  lantaran dirinya tak pernah mematok tarif. Mau memberi boleh, tidak pun tidak masalah. Karena tidak mematok tarif inilah, barangkali mereka yang datang malah merasa tidak enak kalau tidak memberi. Apalagi   niat Mbah Muhir buka praktek untuk menolong.

Cara menangani pasien, biasanya Mbah Muhir akan menemui satu persatu  di ruangan khusus. Pasien yang datang rata-rata  merasa yakin, pasalnya, Mbah Muhir, langsung menebak atau membacakan persoalan yang akan ditanyakan, sebelum pasien bertanya.  Dan Mbah Munir kemudian langsung memberi solusi. Seperti pada malam itu, seorang pasien dari tetangga desa mengadu ke Mbah Muhir karena kehilangan motornya.

"Motor hilang hari Selasa Kliwon, kenapa baru datang ke sini hari Kamis Pahing? Untunglah motor yang diambil belum jauh. Dan belum dipreteli onderdilnya," kata Mbah Muhir kepada salah seorang pasien laki-laki dari tetangga desa. Padahal pasien itu baru saja duduk di tikar, belum sempat bicara apa yang akan ditanyakan. Sontak, dia merasa kaget. Bagaimana Mbah Muhir tahu tentang keluhan dirinya?

"Iya Mbah maaf, saya  lapor polisi terlebih dahulu, sambil menunggu perkembangan. Ternyata belum ada kabar. Dan kabarnya angka kehilangan motor cukup tinggi," kata pasien laki-laki itu.

"Ya udah, coba pergilah ke arah utara. Di daerah yang banyak persewaan motor. Ini garam dibawa nanti disebar di wilayah  itu. Kalau mengetahui motor yang dicari, segera lapor polisi jangan bertindak sendiri," pesan Mbah Muhir.

Setelah mendengar arahan Mbah Muhir, pasien tersebut langsung pamitan dan tidak lupa memberi uang jasa ala kadarnya. 

"Kalau motornya sudah ketemu, ke sini lagi ya, ada benda yang mau Mbah kasihkan," ujar Mbah Muhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun