Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

Kenikmatan yang diberikan Allah juga ujian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Suka Cahayanya

10 Oktober 2019   14:50 Diperbarui: 10 Oktober 2019   15:19 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika Mutiara ditanya Bambang tentang alamat seseorang, Mutiara dengan cekatan mengantarnya menemukan alamat itu. Tapi begitu alamat yang dicari telah diketemukan, Bambang merasa ada yang hilang. Alamat yang dicari sudah tidak penting lagi. Ingin rasanya, bila perlu alamat itu tidak benar-benar bisa ditemukan. Asal bisa jalan berdua dengan Mutiara.

Tapi waktu sepertinya bergerak lebih cepat dari yang semestinya. Tahu - tahu Mutiara telah terpisah jauh. Dan meninggalkan jejak yang amat dalam. Walau hanya  sekilas, rasanya telah melewati selama berabad - abad. 

Bisnis yang telah disusun bersamaa temannya sudah tidak penting lagi. Bambang merasa ketemu Mutiara inilah bisnis yang sesungguhnya. 

Tapi  apa alasan yang kuat sehingga bisa mendatangi Mutiara? Mengucapkan terima kasih, sudah. 

Bisa saja datang ke rumah Mutiara untuk satu alasan tertentu, pasti akan disambut baik dan gembira. Mutiara itu sepertu mutiara. Polos dan bercahaya. Tapi Bambang berpikir tak mau bertindak bodoh. Kalau sekiranya mau bertindak berani, ya sekalian berani.  Kalau takut ya sudah lupakan. Tapi kalau ragu - ragu malah bisa merugikan diri sendiri.

Di sini Bambang masih menimbang mau berani atau mundur. Bambang mencoba mengkalkulasi kemungkinan yang ada. 

Kerugian terbesar jika tidak bisa mendapatkan Mutiara. Cuma itu? Masih ada lagi. Jika ternyata Mutiara adalah wanita yang sangat baik, dan bisa menjadi istri yang taat, tentu bukan hanya kehilangan Mutiara, tapi juga kehilangan istri yang baik.

Tapi agama mengajarkan jodoh itu takdir. Nah kalau ternyata Mutiara  adalah jodohnya, akan sangat rugi kalau tidak diperjuangkan. 

Bambang melihat cara Mutiara bicara, bisa dikategorikan orang  yang berpikiran merdeka. Dan terbuka. Mau memahami orang lain. 

Orang Jawa bilang, menang cacak, kalah cacak. Menang atau kalah sebaiknya dicoba dulu. 

Setelah mempertimbangkan Bambanng memutuskan untuk datang ke kediaman Mutiara. Tujuannya menyatakan cinta. Tentu tidak langsung seperti itu. Bambang akan melihat dari sambutan pertama. Dari situ akan  bisa diukur peluangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun