Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

Kenikmatan yang diberikan Allah juga ujian.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keluarga Soemijat (3)

20 Juli 2019   02:29 Diperbarui: 20 Juli 2019   02:36 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Soemijat bisa dibilang terbiasa menggunakan logika. Karena selalu berpikir di luar kotak, ada saja yang masuk dalam pemikirannya. Setiap bulan Ramadan tiba, teman-teman sebayanya selalu membeli petasan. Lalu dinyalakan setelah salat Maghrib dan berbuka puasa.

Soemijat yang masih anak-anak sudah bisa berpikir  bahwa bermain petasan berbahaya. Jika meletus kena tangan atau kena badan bisa sakit. Lalu dicarilah mainan yang menghasilkan efek bunyi seperti petasan. Soemijat kemudian mencari seng yang dihamparkan. Lalu dengan pemukul  dari kayu, seng itu dipukul sekuat-kuatnya. Suaranya seperti petasan tapi tidak berbahaya.

Dan bisa membunyikan kapan saja. Tanpa harus membeli petasan yang jelas-jelas membuang-buang uang. Malah suara seng yang dipukul dengan kayu suaranya lebih nyaring dan keras dibanding suara petasan asli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun