Bertani
Fase bertani sangat penting dalam menandai perkembangan sejarah manusia di Nusantara.
Suatu lompatan besar bahwa pola barbar yang menjadi ciri khas periodisasi hidup berburu, sedikit demi sedikit dihapus.
Subjek manusia yang semula hidup berpindah-pindah, mulai memilih menetap.
Pada sebuah lingkungan baru itu, dimulailah pola pembagian peran manusia dalam lingkungan sosialnya.
Dari sisi ini, bertani dipilih sebagai praktek pembagian peran sosial manusia setelah menetap.
Dengan bertani, ada beberapa tahapan pekerjaan sederhana yang bebannya bisa dibagi habis kepada semua anggota lingkungan sosial tertentu.
Setiap individu yang terlibat saat itu, akan mendapatkan hasil yang sama dari usaha bersama bertani tersebut.
Dari corak kehidupan bertani inilah, pengertian gotong royong dapat kita pahami.
Melalui aktivitas bertani, terjadi sinkronisasi dan koordinasi menyeluruh antar elemen sosial yang ada.
Kreativitas yang dibangun agar pembagian peran menjadi lebih konkrit yaitu dengan menyusun tahapan bercocok tanam mulai dari mengolah tanah, memilih bibit, merawat tanaman hingga panen dan teknik penyimpanan hasil olahan pertanian.