Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

RT dan Kenyamanan Bertetangga

15 Oktober 2022   07:41 Diperbarui: 18 Oktober 2022   13:34 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keadaan warga yang berbeda-beda menuntut pengurus RT aktif meramu cara atau program agar kebhinekaan mampu menjadi potensi yang dapat dikembangkan (KOMPAS/BUDI SUWARNA)

Surat tugas diterima Ketua Rukun Tetangga (RT) terpilih, selepas pembacaan dan prosesi pelantikan yang dilaksanakan bersama lurah dan prangkat pendukung kelurahan serta mitra keamanan lingkungan dari unsur TNI dan Polri.

Banyak pesan disampaikan dalam pelantikan pengurus RT tersebut menyangkut tugas fungsi RT dalam lingkungan masyarakat. Pelaksanaan tugas dan fungsi RT, terutama di perkotaan, diatur setidaknya oleh peraturan walikota. RT menjadi bagian tersendiri dari pemerintahan namun tidak terpaut langsung secara struktural dengan pemerintahan kota.

Pembentukan RT bersifat mandiri dan swadaya masyarakat, sehingga berjalannya kepengurusan betul-betul membutuhkan kepiawaian pengurus dalam mengelola potensi lingkungan.

Jumlah anggota dalam lingkungan RT ada sekitar 30 hingga 50 kepala keluarga (KK). Keanggotaan ditandai oleh kepemilikan kartu keluarga bagi penduduk tetap dan kartu penduduk musiman bagi pendatang atau penduduk yang mengontrak rumah serta tinggal sementara.

Meski jumlah anggotanya relatif sedikit, pengelolaan lingkungan RT memiliki persoalan unik bahkan rumit. Keunikannya tidak lepas dari keseharian hidup bertetangga.

Kerumitannya, biasanya dalam urusan administrasi kepemerintahan atau kependudukan untuk mendukung bermacam-macam kebutuhan dan kepentingan warga.

Pengurus RT dituntut luwes melihat persoalan atau penanganan masalah yang kerap muncul. Hal ini didasarkan oleh adanya heterogenitas warga baik yang penduduk menetap apalagi penduduk musiman.

Kota sudah terlanjur menjadi daya tarik orang untuk datang. Persoalan pemukiman ini menjadi masalah serius jika RT kurang cermat menangani sejak awal.

Dari persoalan pemukiman, biasanya merembet kepada persoalan sosial lain, terutama soal prilaku orang per orang dan kelompok tertentu dalam keseharian hidup bertetangga. Latar belakang suku, daerah asal, agama, keadaan ekonomi hingga profesi selalu menjadi faktor dominan pendorong dinamisasi warga.

Belum lagi saat menyangkut penerapan kebijakan atau pelaksanaan program pemerintah, sikap selektif pengurus RT memegang peranan bagi sukses atau gagalnya keberlangsungan program.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun