Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waspadai, Ini Ancaman Nyata Dunia kepada Indonesia

4 Oktober 2022   09:59 Diperbarui: 4 Oktober 2022   12:12 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

. 

Indonesia berdiri dalam heterogenitas adat. Dari setiap pulau-pulau yang dimiliki, hidup dan menetap bersama sejumlah penduduknya nilai-nilai kebudayaan luhur secara turun-temurun. Hal yang berbeda-beda dalam teritorial dan setiap jengkal tanah, bukan menjadi masalah. Justru itu semua merupakan wujud kekayaan yang sejatinya milik kita bersama.

Indonesia itu berdaulat. Berbagai bangsa hidup berdampingan dalam keadaan damai. Mereka direkatkan oleh keadaan alam yang asri. Hamparan luas perairan diantara pulau-pulau yang terbentang dari Timur hingga Barat, sebagai bentuk simpul bertemunya keragaman entitas budaya.  

Inilah kemudian ynag dinamakan ke-bhineka-an. Cinta kasih diantara sesama meski berbeda-beda latar belakang budaya. Sepakat dan rukun dalam memegang falsafah bersama yaitu Pancasila. 

Presiden Soekarno meniscayakan bahwa Pancasila adalah saripati kebudayaan yang hidup dalam keseharian rakyat Indonesia, hal itu semakin benar adanya. Tanpa harus mengklaim bahwa dirinya menyusun pokok-pokok pemikiran tentang Pancasila, karena pada prisipnya ia hanya mengumpulkan nilai-nilai yang tersebar mengenai Pancasila itu dari relung-relung jiwa orang Indonesia.

Selalu ada benang merah antar bangsa yang hidup di Indonesia. Ketersambungan rasa yang mendasar, mengumpulkan kekuatan besar kemandirian sebagai bangsa yang "ber-punya". Lantas segala bentuk kepemilikan potensi itu mewujud menjadi kekayaan bersama melatari semangat kedaulatan.

Bayangkan saja, wilayah yang begitu luas, bagaimana jika pemeliharaannya diserahkan begitu saja kepada sekolompok orang yang disebut bertanggung jawab. Indonesia pasti akan bubar. Namun kesadaran yang terbangun terutama atas dasar Indonesia sebagai bangsa ber-bhineka, dengan masing-masing memupuk kesadaran sikap integritasnya.

Kekuatan dan kedaulatan Indonesia semacam ini, sangat mendapat perhatian dunia internasional. Dalam ajang hubungan internasional, peran Indonesia semakin dilirik bangsa-bangsa di dunia. 

Menggagas gerakan Non Blok melalui perhelatan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, bagaimana Indonesia mampu mendorong bangkitnya kekuatan baru dunia lepas dari belenggu imperialisme Negara-negara Barat. Berpuluh-puluh Negara baru lahir dan bangkit menyatakan kemerdekaannya. Inisiatif merdeka, ada diantaranya karena melihat Indonesia mampu mengurus dirinya sendiri, mempersatukan bangsanya dalam satu barisan dan semangat mengusir penjajah.

Seperti halnya pula Forum G20 atau dikenal sebagai forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU), memosisikan Indonesia sebagai pemimpin forum atau disebut juga Presidensi. Istilah Presidensi dipilih berdasarkan sifat forum G20 yang berbeda dengan forum-forum multilateral lainnya di dunia. 

Dalam G20, tidak terdapat kesekretariatan tetap, sehingga setiap tahunnya akan ditunjuk salah satu Negara anggota untuk menjadi pemimpin forum. Seperti halnya Indonesia telah ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, akan memegang presidensi G20 pada 2022, dengan serah terima yang dilakukan pada akhir KTT Roma, 30-31 Oktober 2021(https://www.bi.go.id/id/g20/default.aspx).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun