Mohon tunggu...
Teguh Hartanto
Teguh Hartanto Mohon Tunggu... Buruh -

Enjoi https://teguhhartanto.net/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mengenal Kuliner Indonesia di Belanda

26 September 2018   11:15 Diperbarui: 26 September 2018   12:10 1464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Pojok Sari, tempat langgangan kalau lewat Haarlem | Dokpri.

Belanda merupakan negara multikultural, khususnya di wilayah Amsterdam yang terdiri lebih dari 180 kebangsaan orang yang tinggal dan menetap. Dengan begitu berarti ada banyak keberagaman kuliner juga di kota Amsterdam.

Di kota Amsterdam kita dapat dengan mudah mendapatkan kuliner sesuai citarasa bangsa yang kita inginkan.

Belum lagi kota Amsterdam yang menjadi tujuan favorit para turis. Penduduk di dalam kotanya hanyalah di atas 800 ribuan saja dan dikunjungi oleh turis dari berbagai penjuru dunia yang sampai pada 5 jutaan pengunjung setiap tahunnya. Jadi bisa dibayangkan jenis restaurant yang tersedia demi memfasilitasi kedatangan para turis.

Karena menjadi tujuan turis, kuliner populer yang mudah didapat di kota Amsterdam khususnya diantaranya adalah kuliner Itali, Spanyol, Yunani, Argentina, Brazil, Turki, Maroko dan beberapa dari Afrika, China, Jepang, Thailand, Suriname dan tentu saja dari Indonesia.

Saking banyaknya pilihan kuliner, menjadikan kuliner asli negeri Belanda lebih sulit didapat, khususnya yang asli-asli. Kuliner Belanda hanya disajikan oleh mereka yang sudah opa oma ataupun mereka yang tinggal daerah atau jauh dari kota saja.

Bahkan presenter wisata kuliner terkenal Anthony Bourdain waktu mengunjungi Amsterdam sebagai bagian program televisinya. Kuliner yang menjadi pilihan diantarannya adalah dari Restaurant Indonesia dan tidak banyak membahas kuliner asli, hanya pannenkoek saja.

Restaurant Bunga Mawar di Zeedijk Amsterdam, dokpri.
Restaurant Bunga Mawar di Zeedijk Amsterdam, dokpri.
Karena negeri Belanda mempunyai sejarah yang panjang dengan Indonesia, otomatis budaya kuliner Indonesia sangat dikenal oleh penduduk Belanda dan pendatangnya. Bahkan beberapa item kuliner karena sudah menjadi kebiasaan menjadikan juga identitas kuliner negeri Belanda. Paling mudah contohnya adalah penggunaan saus kacang pada sajian snak.

Mendapatkan rumah makan atau restaurant Indonesia khususnya di daerah yang banyak orang Indonesia ataupun indonya seperti di daerah sekitaran Den Hag dan kota Amsterdam sangatlah mudah. Kalau mau diperbandingkan secara hiperbola sama saja seperti mudahnya mendapatkan warung makan Padang atau warteg di Indonesia.

Itu belum ditambahkan lagi jenis rumah makan yang mempunyai akar kuliner yang sama dengan Indonesia, yaitu kuliner Suriname (Untuk yang jenis ini malahan identik disebut 'warung'). Baca tentang artikel kuliner Suriname dari saya disini. Beberapa rumah makanpun berani menawarkan menu khas sesuai daerah di Indonesia, sepengetahuan saya ada yang khas Jawa, Bali, Sulawesi dan juga Padang.

Secara umum jenis rumah makan Indonesia terbagi dengan dua model. Pertama adalah model bungkus. Biasanya model seperti ini tidak banyak menyediakan kursi meja untuk menikmati hidangan di lokasi. Kebanyakan pengunjung membawa pulang hidangannya, di dalam bahasa Belanda disebut afhaalen.

Sumber photo: https://www.facebook.com/TokoBandung/
Sumber photo: https://www.facebook.com/TokoBandung/
Standar penampakannya adalah di rumah warung makan tersebut terdapat pilihan menu makanan yang ditata dalam etalase kaca. Kita tinggal memilih basis yang dinginkan, biasanya pilihan basis adalah nasi putih, nasi kuning, nasi goreng ataupun mihun. Selanjutnya kita menentukan pilihan jenis sayuran dan lauk pauknya.

Berikut jenis sayuran yang biasa menjadi menu utama di warung makan Indonesia model afhaalen, diantaranya: oseng tempe, terong bumbu pedas, urapan, oseng capcay, oseng buncis, oseng bayam (kalau kangkung kemahalan) dsb.

Untuk jenis lauk pauk, berikut andalan dari warung makan Indonesia, seperti rendang, sate, daging bumbu bali, ayam goreng, telur dsb.

Harga yang ditawarkan untuk warung makan seperti ini biasanya berkisar antara 6-10 Euro-an perporsinya. Berupa basis ditambah, mungkin satu-dua pilihan sayur dan dua-tiga pilihan lauk pauk.

Semuanya juga bisa dibeli secara eceran dan dijual per-gram. Cukup murah untuk harga makanan perporsi di Belanda. Jangan lupa untuk porsinya, cukuplah kalau mau ngirit bisa dimakan berdua.

Untuk penyebutan warung makan seperti ini bisa juga disebut toko jikalau tempat ini menjual pernak-pernik barang Indonesia, misalnya Indomie, bumbu pecel, krupuk dsb. Untuk tentang toko di negeri Belanda, bisa baca tulisan saya disini.

Sumber photo: http://members.chello.nl/m.sluys/Koken/indonesisch/rijsttafel.html
Sumber photo: http://members.chello.nl/m.sluys/Koken/indonesisch/rijsttafel.html
Kedua adalah jenis restaurant Indonesia. Model seperti ini walaupun bisa juga dibungkus akan tetapi tentu lebih nyaman untuk menikmatinya di tempat. Karena untuk urusan harga tentu disini lebih mahal daripada yang jenis dibungkus. Biasanya restaurant menyajikan menu ala carte dan tentu yang menjadi andalan adalah menu rijsttafel.

Model penyajian rijsttafel di restaurant adalah berupa penyajian kesemua makanan yang dipesan dalam porsi-porsi kecil, mirip seperti penyajian di restaurant Padang. Setiap menu rijsttafel bisa terdiri dari sepuluh variasi makanan, terdiri dari yang utama sampai untuk cuci mulut.

Untuk menu rijsttafel biasanya restaurant menawarkan pilihan sampai 3 atau 4 pilihan menu rijstafel. Paket makan rijsttafel biasanya ditawarkan untuk makan minimal dua orang, perorang membayar kurang lebih sekitar 20 Euro.

Standart isi pada rijsttafel diantaranya adalah daging, yang paling umum diwakili oleh rendang dan sate. Untuk sayuran biasanya paling sering adalah sayur tempe, lodeh dan gado-gado. Sedangkan hidangan cuci mulut favorit untuk dipilih adalah lapis legit / spekoek, pisang goreng dan tjendol.

Jenis restaurant seperti ini juga menyediakan menu perporsi jikalau pengunjung tidak mau terlalu banyak pilihan seperti dalam hidangan rijsttafel.

Restaurant Aneka Rasa di Warmoesstraat Amsterdam, dokpri.
Restaurant Aneka Rasa di Warmoesstraat Amsterdam, dokpri.
Akan tetapi, walaupun banyak rumah makan Indonesia, jikalau kita lahir dan besar di Indonesia dan terbiasa makan makanan rumahan serta kalaupun makan di luar yang jenis kaki lima. Jangan terlalu tinggi ekspetasinya untuk rasa yang didapatkan.

Sebagian besar rumah makan sudah melakukan kompromi rasa untuk dapat diterima oleh lidah masyarakat disini. Kalaupun ada yang masih orisinil itupun hanyalah satu-dua saja, mengetahuinyapun sama seperti halnya mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Contohnya seperti rendang, jangan dibayangkan akan mendapatkan seperti rendang Padang yang sekalipun dimasak oleh orang di Jawa, jauh sekali untuk penampilan dan rasanya. Yang mencolok hanyalah jumlah daging yang disajikan karena disini harga daging relatif murah.

Untuk bumbu ataupun saus kacang misalnya yang menjadi identitas kuliner negeri Belanda, pun jauh sekali dengan yang biasa kita dapatkan di Indonesia.

Bumbu kacang di sini cendrung seperti selai kacang. Mana ada orang disini yang mau menguleknya secara manual, mau bayar berapa nanti biaya makannya .

Jadi makan makanan Indonesia di negeri Belanda sepengetahuan saya, hanya menjadikan menu klangenan saja bagi orang Indonesia. Bisa juga sekalian dapat bertegur sapa dengan pengelola rumah makan. Yah lumayan buat tombo kangen.

Sebagai orang Indonesia dan sudah berkeluarga, biasanya lebih sering memasak sendiri masakan Indonesia, kelebihannya bisa mengatur sendiri sesuai citarasa yang dinginkan. Juga yang paling utama dapat menghemat, karena tidak seperti di Indonesia yang diantara membeli menu jadi dan memasaknya sendiri tidak jauh berbeda harganya. Yah tentunya kalau beli di warung makan jenis warteg tentunya.

Satu hal yang pasti sama citarasanya ya.. cuma Bir Bintang dan Teh Botol Sosro. Yah kedua brand minuman tersebut menjadi andalan dan identik di setiap tempat makan Indonesia untuk pilihan minum di rumah makan Indonesia.

Walau bagaimanapun, hanya di negeri Belandalah selain di kandang sendiri kuliner Indonesia dapat berjaya dan ditemui dimana-mana. Buktinya, akan lebih mudah mendapatkan warung makan Indonesia dibandingkan mencari kedai fastfood dari waralaba yang terkenal.

Selamat makan, soto ayam plus sate kambing di Warung Sranang Makmur, dokpri.
Selamat makan, soto ayam plus sate kambing di Warung Sranang Makmur, dokpri.
Okei, adakah yang berminat membuka warung makan dengan citarasa orisinal di negeri Belanda? Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun