IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) adalah indeks yang mencakup rata-rata harga seluruh saham yang ada di bursa dan menjadi indikator pergerakanya, diperkenalkan pertama kali sejak 1 April 1983, awalnya IHSG diperkenalkan di BEJ (Bursa Efek Jakarta) yang sekarang menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia).
Hari pertama perhitungan IHSG dicatatkan sejarah pada 10 Agustus 1982, pada tanggal tersebut indeks ditetapkan dengan nilai dasar 100 dan jumlah saham yang tercatat saat itu awalnya ada 13 saham.
Hingga hari ini Minggu, 04 Desember 2022 per artikel ini ditulis IHSG kita berada diangka 7.019, yang artinya sejak penghitungan nilai dasar pertamanya hingga hari ini IHSG sudah tumbuh hampir 7000% atau 70x lipat dari nilai awalnya sejak 1982, yang tidak terasa sudah berumur 40 Tahun sejak kelahiran pertamanya.
Namun jika kita melihat grafik pertumbuhanya dari google, google hanya mencatatkan pertumbuhan IHSG sejak mulai tahun 2000 dengan nilai dasar saat itu mencapai 688 dan sampai sekarang 7.019 sudah bertumbuh 919%.
Jika kita melihat grafik IHSG yang ada dibawah iniÂ
Dari masa-masa ke masa kalau kita melihat pola nya bahwa setiap kali terjadi kehancuran pasar di indonesia berdasarkan catatan diatas kita dapat membaginya kedalam 4 klaster, yakni : 1998, 2008, 2015, 2020, walau menurut saya jika kita melihat dengan jelih data grafiknya di google, tahun 2013 dan tahun 2018 itu juga sempat mengalami penurunan yang drastis.
Jadi ada baiknya kita lengkapi saja dengan membagi nya kedalam 6 klaster penurunan IHSG secara cukup signifikan akibat dari kehancuran pasar dan ekonomi.
1. Tahun 1998Â
Jika melihat apa yang terjadi di 1998, mungkin bisa kita simpulkan bahwa kejatuhan ekonomi RI dan IHSG yang paling dalam adalah yang terjadi pada tahun 1998, namun apa yang mau saya sampaikan disini, jika kita melihat lebih detail dan mempelajari polanya, kejatuhan pasar pada 1998 mulai berakhir pada akhir 1999, hingga terbang kembali dan pulih pada tahun 2000.
Artinya kejatuhan pasar memakan waktu 1 tahun untuk menuju pemulihanya.