Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Resesi 2023, Apakah Hanya Konspirasi?

21 November 2022   05:00 Diperbarui: 21 November 2022   07:09 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Finansial Bisnis

Akhir tahun semakin dekat, 2022 sudah hampir menjelang akhirnya dan akan berganti ke tahun 2023. Isu resesi kian hari masih terasa tetap terdengung, bagaimana kita menyikapi hal ini, apakah resesi 2023 akan benar terjadi atau hanya konspirasi?

Jika kita berkaca pada kondisi ekonomi global saat ini, memang dapatlah kita lihat bahwa kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja, dimana tercatat pada september 2022 kemarin tingkat inflasi amerika mencapai 8,2%, sedangkan di eropa sudah mencapai 10,7% pada oktober 2022. 

Baca Juga : Bagaimana Jika Prediksi Resesi 2023 Tak Terjadi?

Per tanggal 3/November/2022 The Fed kembali menaikan suku bunga acuanya 75 poin, menjadi sebesar 3,75%-4%.

Hal ini tentu sudah memicu kondisi ekonomi global, sekarang mari kita lihat bagaimana kondisi di indonesia, pada bulan oktobe inflasi di indonesia tercatat sebesar 5,71%, dengan pertumbuhan ekonomi di quartal II tercatat tumbuh 5,44%, artinya kondisi ekonomi indonesia masih terlihat cukup kuat walau masih tetap harus waspada ditengah ancaman krisis global.

Mungkin bagi indonesia mengapa ekonomi nya masih kuat, ya saya pikir ini ada juga hubunganya dengan perang antara rusia dan ukraina. Karena embargo minyak dan gas alam rusia yang dipasok ke eropa, ini membuat eropa mau tidak-mau terpaksa mencari dan membeli batubara untuk bahan bakar listrik mereka, akhirnya batubara indonesia pun laku keras dan hasil penjualan kekayaan alam inilah yang mungkin menolong perekonomian indonesia. 

Baca Juga : 3 Hal yang Sebaiknya Dipersiapkan untuk Menghadapi Resesi 2023

Pertanyaan nya apakah isu resesi 2023 ini sudah mulai menggoyang dan berdampak cukup signifikan pada ekonomi indonesia, saya kira pada hasil observasi saya dilapangan tidak demikian, ekonomi indonesia tetap berputar, daya beli masyarakat tampaknya tetap terjaga.

Saya melihat juga bagaimana kondisi perbankan kita, berdasarkan data yang saya baca. menurut Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan pada kuartal II/2022 tercatat NPL BRI (bank only) berada pada kisaran 3 persen, ratio kredit macet ini terbilang masih dalam tahap terjangkau dan sesuai target oleh Bank BRI, sedangkan 3 bank besar lainya seperti BCA, MANDIRI, dan BNI ratio kreditnya juga tetap terjaga, sesuai data yang didapat Ratio kredit macet oleh BCA hanya mencapi 2,16% pada quartal III tahun 2022, Bank Mandiri 2,3%, dan Bank Bni mencapai 3,2%. 

Hal ini menunjukan kekuatan perbankan di indonesia masih cukup sehat, mengingat batas ratio kredit macet yang ditetapkan BI maksimal 5%, jika perbankan masih terlihat kuat dan sehat, daya beli terjaga, ekonomi berputar produksi masih terus berjalan, dan angka pengangguran semakin berkurang, maka bukan tidak mungkin indonesia dapat bertahan dari terpaan badai ekonomi global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun