Mohon tunggu...
Tegar Setiawan
Tegar Setiawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UIN Walisongo

Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, Kerja Tuntas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Muhasabah dalam Rumah Tangga

6 Desember 2021   09:16 Diperbarui: 6 Desember 2021   09:29 2087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

               

              Muhasabah adalah sebuh upaya untuk instrospeksi diri dan melakukan evaluasi diri yang bertujuan agar kita bisa memperbaiki hubungan kita dengan Allah, memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia dan juga dengan diri sendiri. Muhasabah erat kaitannya dengan taubat, dalam muhasabah disana ada perenungan, didalamnya ada penyesalan, dan di dalamnya ada semangat untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kemarin dengan melakukan amal-amal yang solih. Begitu pula dengan taubat, didalam taubat terdapat penyesalan, ada keinginan untuk berhenti dari keburukan, kebodohan sikap dimasa lalu, dan ada keinginan untuk memperbaiki dengan amal-amal solih, menutup kesalahan-kesalahan dimasa lalu.

              Muhasabah juga diajarkan dalam agama islam dan dicontohkan oleh para Nabi, Rosulullah SAW, serta para sahabat juga melakukan muhasabah, melakukan evaluasi diri, introspeksi diri dalam segala aspek kehidupan. Kita lihat bagaiman kisah sebagi contoh nabi Daud as. Beliau senang sekali pada saat itu menyamar menjadi orang lain dan bertanya kepada rakyatnya, bagaimana pendapat kalian tentang Nabi Daud as, maka pada saat itu malaikat jibril berubah wujud menjadi manusia dan berkata kepada Nabi Daud as, Nabi Daud orangnya baik hanya saja memakan kas negara, maka Nabi Daud as pun datang kepada Allah, berdoa kepadanya sambil menangis "ya Allah berikanlah petunjuk kepada ku supaya aku tidak lagi memakan kas negara." Maka Allah SWT pun membuat nabi Daud as bisa membuat baju dari besi, maka pada saat itu nabi Daud as setelah mengurusi urusan rakyatya beliau pada akhirnya membuat baju dari besi, dengan baju besi tersebut beliau menjualnya dari uang tersebut nabi Daud as bisa menghidupi keluarganya. Jadi beliau bertanya pada orang lain kekurangannya dan apa yang sekiranya bisa diperbaiki, evaluasi diri, muhasabh diri.

             Begitu pula yang dilakukan oleh Rosululloh Saw ada suatu kisah dimana Rosululloh Saw mengumpulkan seluruh sahabat-sahabatnya dalam satu tempat dan bertanya siapakah diantara kalian yang pernah aku sakiti, maka ada seorang yang bernama Ukasyah mengangkat tangan dan berkata kepada Rosululloh Saw, bahwasnya rosul pernah menyakitnya mungkin dengan tidak sengaja mencambuk atau memukul unta yang terkena kepada tubuh Ukasyah dan ia ingin membalas perbuatan tersebut. Hal ini menunjukan Rosululloh Saw juga menanyakan kepada sahabat-sahabatnya adakah perilaku-perilaku yang mungkin pernah menyakiti sahabatnya, atau perilaku apa yang harus beliau perbaiki bertanya kepada orang lain agar kita dapat bermuhasabah diri.

            Kemudian kita melihat sejarahnya Umar bin Khattab, Umar juga melakukan muhasabah diri, pada saat ada orang-orang yang memberikan kritik pada Umar atau mencai maki Umar. Jika kita di caci maki, jika kita mendapat kritikan, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita menerima atau marah, biasanya kita manusia biasa cendrung tidak terima dengan caci maki dan kritikan dari orang lain. Tapi apa yang dilakukan Umar bin Khattab beliau justru mendoakan agar orang-orang yang memberikan kritikan atau hinaan kepadnya senantiasa diberikan rahmat oleh Allah Swt, semoga Allah merahmati engkau yang telah membertahukan kepada ku kelemahan-kelemahan ku.

            Jadi dari bebrapa kisah yang telah dipaparkan di atas kita bisa mendapakan pelajaran bahwa untuk bermuhasabah langkah pertama yang harus dilakukan adalah sibuk dengan kelemahan atau keburukan diri sendiri bukan sebaliknya, sibuk mencari kesalahan-kesalahan diri sendiri bukan sibuk mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Abu Hurairah pernah berkata "seseorang melihat kotoran dimata temannya begitu jelas sementara dia lupa ada kotoran atau ada kayu yang lebih besar di matanya, artinya sibuk dengan kesalahan orang lain sampai-sampai lupa untuk menevaluasi diri sendiri."

           Kemudain dari kisah diatas selain kita belajar untuk mencari kesalahan kita sendiri, yaitu dengan selalu bertanya kepada orang lain bagiman sebenarnya dari sikap saya, apa yang harus saya perbaiki. Maka langkah untuk kita dapat bermuhasabah diri adalah pertama bertanya kepada orang yang solih, kepada guru agar kita dapat mengevaluasi diri kita, kedua bertanya kepada teman, dan ternyata yang terbaik adalah bertanya atau mendengarkan perkataan orang-orang yang membenci kita, karna ternyata perlaku para pembenci biasanya adalah gemar untuk membuka aib atau kekurangan kita, distulah kita dengar dan kita bisa evaluasi diri, introspeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

          Lalu bagaimana pentingnya muhasabah dalam rumah tangga, karena semua kita tau dari pada harapan semua pasangan suami istri, ia mengharapkan bahwa pernikahnya bisa sakinah, mawadah, dan warahmah, serta damai tentram, tetapi kita taudi dalam pernikahan ada ujian, badai yang datang silih berganti, bayangkan jika tidak ada muhasabah didalamnya apa yang akan terjadi? Yang terjadi akhirnya salin menyalahkan dan mungkin saja akan berujung pada perpisahan. Mungkin didalam rumah tangga ada beberapa konflik yang mungkin bisa diselesaikan dengan muhasabah. Contoh konflik yang meyebabkan pasangan bertikai adalah kurangnya atau tidak lancarnya komunikasi padahal jika mau mengintrospeksi diri atau bermuhasabah diri akan menumukan solusinya atau sadar bahwa salah pasangan tersebut kurang menjadi pendengar yang baik atau mungkin ketika salah satu dari pasangan tersebut berbicara saling bermarahan satu sama lain maka akan menjadi baik-baik saja. Lalu konflik yang berikutnya yaitu adanya orang ketiga dari pada sibuk menyalahkan kenapa pasangan kita tergoda pada yang lain, kita bisa bermuhasabah diri  mungkin didalam diri kita kurang adanya perhatian dan lain sebaginya nah dari beberapa konflik yang telah disebutkan diatas maupun yang tidak diebutkan itu semua bisa diselesaikan dengan bermuhasabah diri.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun