Mohon tunggu...
Nogo Tegar Segara
Nogo Tegar Segara Mohon Tunggu... Bankir - menulis untuk belajar , belajar untuk menulis

Suami, Ayah penyuka kopi https://linktr.ee/tegarsegara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

9 Tips untuk Orang Tua Mendampingi Anak Belajar dalam PJJ di Rumah

31 Agustus 2021   20:50 Diperbarui: 1 September 2021   04:35 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selama pandemi Covid-19 ini saya sangat merasakan bagaimana pentingnya keberadaan seorang guru dan sekolah. Sudah lebih dari 1 tahun anak saya belajar dari rumah atau istilahnya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Terus terang sebagai orang tua yang bekerja, sangat sulit membagi waktu hanya untuk sekedar mendampingi anak saya untuk zoom dengan guru dan teman-temannya.

Pernah suatu hari saya cuti dari kantor untuk mendampingi anak saya PJJ. Baru 15 menit mendampingi, emosi saya sudah luar biasa terkuras. Ternyata membimbing anak sendiri lebih sulit dibanding, mungkin guru ketika membimbing anak orang lain.

Bukan orang tua saja yang kesulitan membimbing anak, ternyata anak pun merasa tidak nyaman ketika PJJ harus dibimbing oleh orang tua. Menurut survei yang saya lansir dari (Republika, 04 Oktober 2020) 58% anak merasa tidak menyenangkan dibimbing oleh orang tuanya karena orang tua cenderung lebih galak dalam membimbing ketika belajar.

Berdasarkan survei tersebut, bisa kita simpulkan bahwa anak tidak nyaman ketika belajar bersama orang tua dalam PJJ. Dalam pikiran saya, bagaimana pelajaran yang kita ajarkan akan bisa mudah di mengerti oleh anak kita, ketika suasana belajarnya tidak nyaman.

Padahal, emosi berhubungan dengan kognitif. Menurut EP Selligman (kompas.id,12 Agustus 2021) kognisi dan emosi saling berhubungan. Ketika emosi tertekan maka kognisi bisa melambat.

Agar emosi positif terbangun ketika melakukan pembelajaran. Pembelajaran harus dilakukan dengan hati yang gembira. Sehingga emosi anak kita tidak tertekan dan diharapkan pelajaran yang kita jelaskan akan mudah diserap oleh anak kita.

Untuk membangun suasana hati anak yang bahagia, diperlukan pembelajaran yang menyenangkan ketika PJJ di rumah. Kita tidak bisa memaksakan pola pengajaran yang akan kita gunakan. Bagaimanapun, pola pengajaran yang menurut kita menyenangkan, belum tentu menyenangkan untuk anak kita.

Pembelajaran yang menyenangkan terjadi jika adanya interaksi dua arah. Interaksi kita sebagai orang tua dengan anak kita dalam melakukan proses pembelajaran. Interaksi dua arah dalam pembelajaran ini sesuai dengan teori belajar behaviorisme Throndike.

Dalam (kompas.id, 12 Agustus 2021), menurut teori behaviorisme Throndike, proses pembelajaran didasarkan pada hubungan antara rangsangan (stimulus) dan balasan (respons).

Rangsangan (stimulus) yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan anak kita ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.

Sehingga kita sebagai orang tua bisa mencoba memberikan berbagai macam rangsangan (stimulus) dalam belajar. Dengan banyaknya rangsangan (stimulus) diharapkan akan timbul respon yang maksimal. Karena memang sejatinya Teori Throndike adalah teori "trial dan error".

Teori Throndike ini bisa kita implementasikan dalam PJJ di rumah. Dalam Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Majalengka (UNMA) tanggal 08 Agustus 2019, Firliani dkk dalam prosidingnya dengan judul "TEORI THRONDIKE DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA" memberikan beberapa tips yang  yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dari Teori Thorndike, sebagai berikut:

  1. Sebelum memulai proses belajar Orang Tua  harus memastikan kondisi anak siap mengikuti pembelajaran. Jadi setidaknya ada aktivitas yang dapat menarik untuk anak kita agar mengikuti kegiatan belajar di rumah.
  2. Pembelajaran yang diberikan sebaiknya berupa pembelajaran yang kontinu, hal ini dimaksudkan agar materi sebelumnya dapat tetap diingat oleh anak kita.
  3. Dalam proses belajar, orang tua hendaknya menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang menyenangkan, Jika dalam pelajaran Matematika; contoh dan soal latihan yang diberikan tingkat kesulitannya bertahap, dari yang mudah sampai yang sulit. Hal ini agar anak kita mampu menyerap materi yang diberikan.
  4. Pengulangan terhadap penyampaian materi dan latihan, dapat membantu anak kita mengingat materi terkait lebih lama.
  5. Supaya anak kita dapat mengikuti proses pembelajaran, proses belajar harus bertahap dari yang sederhana hingga yang kompleks.
  6. Jika anak kita telah belajar dengan baik harus segera diberi hadiah.
  7. Dalam belajar, motivasi tidak begitu penting, karena perilaku anak kita terutama ditentukan oleh penghargaan eksternal dan bukan oleh intrinsic motivation. Yang lebih penting dari ini ialah adanya respon yang benar terhadap stimulus.
  8. Materi yang diberikan kepada anak kita harus ada manfaatnya untuk kehidupan anak kelak setelah dari sekolah.
  9. Thorndike berpendapat, bahwa cara mengajar yang baik bukanlah mengharapkan anak tahu bahwa apa yang telah diajarkan, tetapi orang tua harus tahu apa yang hendak diajarkan. Dengan ini Orang tua harus tahu materi apa yang harus diberikan, respon apa yang diharapkan dan kapan harus memberi hadiah atau membetulkan respons yang salah.

Selamat dan Semangat terus membersamai anak kita PJJ di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun