Mohon tunggu...
Nogo Tegar Segara
Nogo Tegar Segara Mohon Tunggu... Bankir - menulis untuk belajar , belajar untuk menulis

Suami, Ayah penyuka kopi https://linktr.ee/tegarsegara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film "Awake", Benarkah Manusia Bisa Tidak Tidur Berhari-hari?

15 Juni 2021   06:40 Diperbarui: 15 Juni 2021   07:09 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film "awake" bergenre "sci-fiction" berdurasi 1 jam 37 menit besutan sutradara Marc Raso yang bisa disaksikan di netflix. Film ini menceritakan tentang serangan misterius yang menyebabkan listrik padam, mobil mendadak mati dan menyebabkan manusia kehilangan kemampuan tidurnya.

Marc Raso sutradara film ini seolah tidak mau membuang waktu hanya untuk sekedar menceritakan asal usul serangan misterius ini dan tidak juga menceritakan penyebab manusia kehilangan kemampuan untuk tidur. 

Film ini menceritakan Jill Adams dan Noah yang melindungi Matilda dalam perjalanannya mencari obat untuk dapat membuat manusia dapat kembali tidur. Matilda sendiri adalah anak dari Jill yang punya kemampuan untuk tidur. 

Alur cerita film ini tidak dibuat terburu-buru. Kekacauan dan chaos yang disebabkan oleh halusinasi baru terasa di hari ke-empat sampai dengan hari ke-enam saat manusia tidak bisa tidur. Film ini cukup menarik dan layak untuk ditonton.

Namun, apakah sebenarnya manusia bisa hidup berhari-hari tanpa tidur? Jawabannya adalah bisa, manusia bisa hidup selama 264 Jam atau 11 hari nonstop tanpa tidur. Hal ini sesuai dari penelitian dari International Journal of Occupational Medicine and Environtmental yang dikutip oleh National Geographic Indonesia.

Hal ini juga sesuai penelitian yang dilansir dari newscientist.com, pada tahun 1963 Randy Gardner yang saat itu berusia 17 tahun memecahkan rekor waktu terlama manusia yang tidak tidur dengan waktu 11 hari 25 menit. 

Pada tahun 1989, Allan Rechtschaffen dari universitas chicago juga meneliti tentang "Sleep Deprivation" pada hewan. Allan Rechtschaffen, meneliti tikus yang tidak tidur. Setelah dua sampai tiga minggu tikus penelitian tersebut mulai mati.

Penelitian yang sama dilakukan oleh tim ahli saraf yang dipimpin oleh Michele Bellesi dari Polytechnic University of Marche di Italia, mereka melakukan penelitian menggunakan tikus yang  dibagi menjadi beberapa kelompok berbeda.

Kelompok tikus pertama dapat tidur sebanyak yang mereka inginkan pada siang hari. Tikus yang kedua, diberikan gangguan sehingga diwajibkan bangun dan tidur kurang dari 8 jam sehari, dan yang ketiga harus terjaga selama 5 hari berturut-turut. Dari tiga kelompok tikus tersebut para ilmuwan dapat mengamati perubahan pada otak mereka.

Percobaan ini untuk meneliti sel astrosit pada tikus, astrosit adalah sel yang bertanggung jawab atas fungsi pembersihan otak. Pada akhir percobaan, otak tikus yang tidur cukup lama memiliki tingkat astrosit 6%, kelompok kedua memiliki tingkat aktivitas astrosit 8%, dan yang ketiga setelah 5 hari memiliki aktivitas astrosit 13,5%. 

Astrosit bertanggung jawab atas fungsi pembersihan otak manusi dan juga pada tikus. Ini berarti bahwa sel-sel akan melakukan "pembersihan" yang lebih menyeluruh ketika kita semakin sedikit tidur. Hasil penelitian Allan Rechtschaffen dan Michele Bellesi memiliki hasil yang sama, pada akhirnya tikus-tikus tersebut akan mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun