Mohon tunggu...
Nogo Tegar Segara
Nogo Tegar Segara Mohon Tunggu... Bankir - menulis untuk belajar , belajar untuk menulis

Suami, Ayah penyuka kopi https://linktr.ee/tegarsegara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dari Garam agar Hidup Tidak Hambar!

13 Juni 2021   16:20 Diperbarui: 13 Juni 2021   19:48 3272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kita bicara tentang garam pasti tidak lepas dengan lautan, garam memang identik dengan lautan. Bisa di bilang ada laut pasti ada garam. Karena garam konsumsi hanya bisa di peroleh dari lautan.

Garam sendiri melengkapi rasa yang kita kenal, kita mengenal rasa asam, manis, pahit dan asin. Garam memiliki rumus kimia NaCl (Natrium Klorida). Natrium dan klorida jarang ditemukan berdiri sendiri, natrium dan klorida harus dipertemukan dengan air (H2O) untuk membentuk kristal. Kristal ini yang kita sebut dengan Garam. Ketika sendiri Klorida biasanya  berbentuk asam (HCL) dan Natrium berbentuk Natrium karbonat, kedua senyawa ini berbahaya untuk tubuh.

Ketika kita membahas garam, ada filosofi garam yang bisa kita ambil pelajaran berharga dari filosofi garam tersebut.  Apa saja yang bisa kita ambil dari Garam, berikut beberapa pelajaran yang bisa kita ambil:

  • Belajar dari garam, Sisi-sisi buruk yang tidak menyenangkan bisa menjadi simpul dari sebuah ikatan yang mempersatukan

Natrium dan klorida dalam keadaan sendiri merupakan zat berbahaya. Dua zat tersebut memiliki sisi buruknya masing-masing, namun ketika bersatu berubah menjadi kristal garam yang bisa dikonsumsi dan dibutuhkan oleh tubuh.

Dalam ilmu kimia, jika suatu senyawa membentuk suatu kristal maka tingkat kecocokannya pasti sangat tinggi, dari fase liquid sampai menjadi solid, terkristalisasi. Ikatan keduanya termasuk ikatan yang sempurna.

Pelajaran ini bisa diterapkan misalnya dalam kehidupan pernikahan. Jadi, konsep sebuah pasangan dalam pernikahan, harus meniru garam. Sisi-sisi buruk yang tidak menyenangkan bisa menjadi simpul dari sebuah ikatan yang mempersatukan, untuk kemudian menghasilkan sebuah molekul yang indah serta memancarkan kebaikan.

Kelemahan yang ada bukan untuk disesali atau dicemooh, akan tetapi dimanfaatkan untuk berikatan. Inilah gambaran sederhana dari upaya saling mengoptimalkan potensi dan saling mengurangi kekurangan.

  • Belajar dari garam, secukupnya saja tidak perlu berlebihan

Tanpa garam makanan akan terasa hambar. Sebaliknya, terlalu banyak memasukkan garam ke dalam makanan juga tidak baik bagi tubuh. Kelebihan garam dalam tubuh akan menyebabkan dehidrasi ringan. Dehidrasi akan terjadi ketika ginjal masih mampu membuang kelebihan natrium melalui urine. Namun jika ginjal sudah tidak mampu membuang kelebihannya, natrium akan menumpuk didalam darah dan menyebabkan cairan dalam darah tertarik dan tertahan, akibatnya volume darah meningkat, membuat jantung harus bekerja lebih keras dan menaikan darah dalam arteri. Ini yang menyebabkan terjadinya darah tinggi.

Pelajaran yang dapat diambil dari hal tersebut adalah bahwa dalam hidup kita hanya perlu secukupnya saja, tidak perlu berlebihan namun bukan berarti tidak memiliki sama sekali.

  • Belajar dari garam, tidak terlihat namun bisa dirasakan

Garam yang sudah dimasukan kedalam masakan maka butiran-butiran kristalnya sudah tidak terlihat lagi namun rasa asinnya masih tetap bisa kita rasakan. Layaknya butiran kristal garam tak terlihat namun terasa, maka apa yang kita berikan pada orang lain pun tak perlu terlihat namun terasa manfaatnya. Jadilah pemberi rasa yang pas bagi orang lain, jangan berlebihan jangan pula tidak peduli dengan orang lain.

  • Belajar dari garam, kecil bukan berarti tidak penting

Siapa sih yang ga pernah beli garam di warung? pasti hampir dari kita semua pernah membeli garam di warung. Kalau pernah beli, tahu dong kalau garam itu kecil dan murah. Walaupun kecil dan murah garam pasti digunakan di restoran termahal sekalipun. Karena semahal apapun bumbu masak yang kita gunakan tanpa garam pasti rasanya hambar. Selain membuat rasa lebih enak, kekurangan garam pun dapat menyebabkan kekurangan yodium yang menyebabkan penyakit gondok.

Pelajaran keempat yang bisa kita ambil dari garam adalah kecil bukan berarti tidak penting. Dalam hidup, kita harus senantiasa menghargai bantuan sekecil apapun yang orang lain berikan. Begitupun jika ketika kita ingin membantu orang lain jangan takut walaupun bantuan yang kita berikan kecil. Jadi Jangan anggap remeh yang kecil, karena kecil bisa saja penting.

  • Belajar dari garam, selalu memberi manfaat

Kita semua pasti tahu bahwa garam bermanfaat untuk mengawetkan makanan agar tidak mudah busuk. Contohnya saja ikan asin, bagaimana ikan yang mudah busuk diawetkan menjadi ikan asin yang dapat dikonsumsi lebih lama.

Selain mengawetkan makanan, garam juga bermanfaat untuk mengobati luka atau meredakan rasa nyeri. Pernahkan kita kumur-kumur dengan air garam ketika sakit gigi? atau pernah mengompres luka dengan air garam ketika luka? Karena garam dapat membantu dalam pengobatan di dunia kesehatan.

Pelajaran hidup kelima yang bisa kita ambil adalah jadilah selalu memberikan manfaat untuk orang lain. Jangan menjadikan ikut buruk ketika lingkungan buruk dan jangan pula menjadi penyebab luka untuk orang lain. Jadilah selalu pemberi manfaat untuk orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun